“Dalam satu paketnya berisi beras, mie instan dan gula putih. Berdasarkan informasi yang ada di lapangan, total paket sembako yang telah dibagikan itu sebanyak 60 bungkus untuk warga Kampung Cirangang, Desa Jatisari, Kecamatan Cangkuang,” ujarnya.
Kedua kasus ini, sedang dalam tahap kajian pemenuhan unsur baik formil dan materialnya. Pesan terpenting dari pengungkapan dua kasus dugaan politik uang ini adalah kepada semua pihak untuk tidak melakukan upaya-upaya mempengaruhi pemilih dengan iming-iming sembako.
“Kepada publik perlu diketahui juga semua proses penanganan pelanggaran itu diproses bersama Gakkumdu. Kasus itu lanjut atau tidak sudah ada mekanisme dan aturan mainnya bukan dengan standar kebencian kepada salah satu paslon,” paparnya.
Sementara itu di lokasi yang berbeda, Anggota DPRD Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kabupaten Bandung, Renie Rahayu Fauzi menanggapi terkait viral video yang terjadi Minggu (6/12) malam.
Ia menilai bahwa sembako yang dikirim dalam mobil tersebut merupakan akomodasi untuk kader partai sekaligus relawan jaga lembur di kecamatan khususnya dapil 5, Majalaya, Ibun, Paseh dan Solokanjeruk.
“Dalam video tersebut, ada seorang pria mengatakan bahwa sembako tersebut ditujukan untuk ‘ngebom’ itu salah. Justru sembako itu kita niatkan untuk membantu para kader sekaligus relawan untuk melakukan jaga lembur agar melakukan jaga lembur, ya semacam ronda untuk pencegahan money politic dalam pilkada ini,” kata Renie saat di wawancara di Baleendah.
Renie menjelaskan bahwa program pendistribusian sembako itu karena dirinya mengaku bertanggung jawab kepada relawan agar tetap “stand by” tidak terserang kantuk. Yang paling penting mesti diingat, lanjut Renie sembako tersebut sebagai bahan baku dan bekal untuk ‘ngaliwet’ yang akan dibagikan kepada para koordinator ditingkat kecamatan, desa hingga RW.
“Apakah salah memberikan cost politik terhadap relawan? Kan sekalian mereka sambil ‘ngaliwet’ mereka diberi tugas untuk mengawasi dan mengantisipasi serangan serangan money politic yang diluncurkan pihak lawan,” jelasnya.
Ranie juga mengaku, bahwa pengalaman di tahun 2015 pada pemilihan Bupati dan Wakil Bupati lalu bahwa serangan fajar terjadi setelah Isya sampai subuh.