SOREANG – Kalangan pengusaha perhotelan dan tempat hiburan sangat berharap, jelang liburan akhir tahun nanti kedatangan wisatawan dari berbagai daerah. Meski masih di masa Pandemi Covid-19.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Use Juhaya mengatakan, libur panjang akhir tahun menjadi harapan besar bagi hotel dan restoran. Terlebih, selama masa Pandemi Covid-19, pihaknya masih kerepotan dan sangat terkena dampak.
’’Semenjak ada Pandemi Covid-19kita belum untung, masih tekor terus. Sehingga harapannya ada di tahun baru,” ungkap Use saat dihubungi melalui telepon seluler, Sabtu (5/12).
Kendati begitu, dia tidak setuju jika libur panjang akhir tahun dipangkas hanya karena khawatirmuncul penyebaran baru kasus Covid-19.
Dia menilai, selama ini penambahan kasus jumlah orang yang terpapar Covid 19, bukan terjadi di hotel atau restoran. Apalagi, hotel dan restoran telah menerapkan protokol kesehatan dan pengawasan yang ketat.
“Tidak setuju jika libur akhir tahun dipangkas, karena itu harapan, kami sudah merencanakan apa-apa. Setidaknya kita bisa tarik napas, bayar-bayar apa, karena saya sering mendengar keluhan dari anggota kami, seperti terkendala bayar pajak, listrik, ya untuk bayar-bayar seperti itu,” tutur Use.
Selain itu, setiap ada hari libur sepanjang atau long weekend pemerintah dan PHRI selalu mengingatkan kepada hotel dan restoran untuk betul-betul menjaga protokol kesehatannya.
Dan memang, sejak awal juga, utamanya objek-objek wisata favorit, sudah dengan ketat sekali menerapkan protokol kesehatan.
“Bahkan waktu libur panjang kemarin itu, ada beberapa petugas yang memang khusus untuk meninjau aktivitas ketika di long weekend, baik hotel, restoran maupun di objek wisata,” katanya.
Use menyebutkan, untuk jumlah anggota aktif sekitar 100. Untuk jumlah hotel, vila, penginapan di Kabupaten Bandung sekitar 70 an.
’’ Banyak restoran yaitu sekitar 6 ribu termasuk restoran yang kecil-kecil,” ucap dia.
Berbeda dengan ketua PHRI, Pengelola objek wisata Glamping Lakeside, Marcel mengaku setuju dengan kebijakan pemangkasan libur panjang akhir tahun.
“Kalau menurut saya, daripada nanti benar-benar sakit, lebih baik mengobati sekarang. Buat saya ada ruginya, cuman kan daripada nanti imbasnya, engga kebayang kalau Covid 19 ini sangat tinggi, maka tidak terbayang akan tutupnya seperti apa, akan lebih repot,” ujar Marcel.