KUNINGAN – Untuk mendukung udara bersih dan sehat, Pemerintah Kabupaten Kuningan saat ini larang beberapa Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) menjual bahan bakar minyak (BBM) jenis Premium.
Kepala Bappeda Pemkab Kuningan Usep Sumirat mengatakan, saat ini ada 3 SPBU baru yang tidak diizinkan menjual BBM jenis Premium.
“Pemda yang melarang, yaitu saat mengeluarkan izin. Ada komitmennya,’’ujar Usepdalam acara diskusi publik yang diadakan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Kamis, (26/yan)
Dia mengatakan, BBM Premium tingkat konsumsi tergolong rendah, bahkan paling akhir dibandingkan BBM jenis lain. Dengan demikian, ketika stok Premium tinggal sedikit di SPBU lama, tidak terjadi gejolak apapun di masyarakat.
“Untuk kendaraan pribadi, termasuk roda dua, rata-rata masyarakat sudah tidak mau pakai Premium. Minimal Pertalite. Sehingga konsumsi paling tinggi di Kuningan adalah Pertalite, kedua Pertamax, dan ketiga Premium.
’’Jadi, kebijakan tersebut secara tidak langsung juga mendidik untuk publik,” lanjutnya.
Menurut Usep, Pemkab Kuningan memang konsen dalam mewujudkan udara bersih dan sehat. Selain pelarangan menjual Premium di beberapa SPBU, sejak enam tahun lalu Pemkab juga melarang kendaraan dinas mengkonsumsi Premium.
Premium memang praktis hanya digunakan untuk angkutan pedesaan dan pinggiran yang jumlahnya juga tidak terlalu banyak.
Sedangkan untuk transportasi publik, Pemkab Kuningan juga memperketat uji emisi termasuk uji KIR. Dengan begitu, akhirnya perusahaan bus pun akhirnya melakukan peremajaan terhadap armada mereka.
“Karena kalau gak lulus uji emisi, bus tersebut gak akan laku. Rata-rata mereka pakai armada baru,” lanjut Usep.
Kabupaten Ciamis juga upaya mendukung upaya penciptaan udara bersih dan sehat. Sebab, sejak awal pihaknya mendukung Program Langit Biru.
Sekretaris Dinas Koperasi, UKM, dan Perdagangan (KUMKP) Kabupaten Ciamis Dadan Wiadi mengatakan, indeks kualitas udara di Kabupaten Ciamis sudah termasuk baik. Tetapi harus terus ditingkatkan.
Untuk itu,antara penggunaan BBM yang lebih ramah lingkungan terus ditingkatkan, mengingat bahwa kontribusi terbesar adalah sektor transportasi.
Terkait tingkat konsumsi, Dadan mengatakan, yang tertinggi saat ini adalah BBM jenis Pertalite. Dalam hal ini, sebanyak 56,5 persen menggunakan Pertalite. Sedangkan Premium cukup rendah, yaitu hanya sekitar enam persen. “Jadi yang paling penting memang sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat,” kata Dadan. (*)