BANDUNG – Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Barat (Jabar) Uu Ruzhanul Ulum mengatakan, paling cepat dalam dua tahun ini, satu desa/kelurahan di Jabar akan memiliki satu hafidz atau penghafal Al-Qur’an lewat program Satu Desa Satu Hafidz (Sadesha).
Pada 2019, Sadesha kerja sama Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jabar dan Pimpinan Wilayah Jam’Iyyatul Qurra’ Wal Huffazh Nahdlatul Ulama (PW JQH NU) Jabar ini sudah mencetak 1.500 hafidz.
Program Sadesha sendiri terbagi menjadi dua, yakni beasiswa bagi penghafal Al-Qur’an dan pemberdayaan para hafidz sebagai pengajar Al-Qur’an di desa-desa untuk mencetak penghafal-penghafal Al-Qur’an baru.
Kang Uu menambahkan, Sadesha tahap II yang diluncurkan pada 21 Oktober 2020 diikuti 4.500 peserta. Ia berujar, jumlah tersebut masih akan ditambah dalam dua tahun ke depan sehingga dengan jumlah 5.312 desa dan 645 kelurahan di Jabar, program Sadesha bisa memenuhi kebutuhan minimal satu hafidz di satu desa/kelurahan.
“Ini mudah-mudahan minimal dua tahun lagi kita bisa memenuhi satu desa atau satu kelurahan satu hafidz,” kata Kang Uu usai membuka kegiatan Diklat Sadesha, di Grand Asrilia Hotel, Jl. Pelajar Pejuang 45 No. 123, Kota Bandung, Sabtu (13/11).
“Dan setelah itu para hafidz menyalurkan lagi ilmunya kepada masyarakat yang ada di desa dan kelurahan masing-masing,” tuturnya.
Kang Uu menyatakan, program Sadesha ini merupakan salah satu janji Pemda Provinsi Jabar dalam mewujudkan visi Jabar Juara Lahir dan Batin. Selain Sadesha, ada pula program Magrib Mengaji, Subuh Berjamaah, Zakat Digital, One Pesantren One Product (OPOP), English for Ulama, serta Dakwah Digital.
Tujuannya, kata Kang Uu, adalah untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan masyarakat yang berimbas kepada Jabar bernuansa religius.
“Insyaallah kalau keimanan dan ketakwaan masyarakat kuat, ketaatan terhadap pemerintah juga hebat, yang berarti Jabar akan tetap nuansanya religius,” ujar Kang Uu.
Adapun pembinaan keagamaan di tiap daerah melalui beasiswa para calon hafidz 30 juz dan pemberdayaan para hafidz 30 juz akan menjadi inti dalam pembentukan karakter masyarakat yang saleh, berpikir ke depan, dan mampu bergerak mengembangkan dakwah Islamiyyah yang persuasif. (mg1/yan)