Kedua, melakukan edukasi produk DPLK secara berkala dan terpadu melalui situs mikro (microsite) Avrist LifeGuide. Situs ini berisikan artikel dengan topik utama seputar manajemen keuangan, termasuk di dalamnya mengenai dana pensiun dengan produk DPLK.
Ketiga, Avrist Assurance memanfaatkan medium media sosial, terutama lewat platform Instagram pada akun resmi milik Perusahaan. Tujuannya untuk menyasar kalangan profesional muda agar teredukasi dan sadar untuk segera mempersiapkan dana pensiun sedini mungkin.
Avrist Assurance juga aktif membangun kolaborasi dengan komunitas virtual yang berfokus pada edukasi literasi keuangan. Tujuannya agar pemahaman mengenai pentingnya DPLK dapat diterima oleh Milenial dan Gen-Z.
Avrist Assurance melihat peluang sangat besar untuk bisnis DPLK dan program imbalan kerja bagi karyawan terutama Milenial dan Gen Z. Program ini juga terbuka bagi masyarakat umum baik bagi freelance maupun wiraswasta dimana mereka dapat memaksimalkan persiapan untuk sejahtera di masa pensiunnya.
Program DPLK memiliki kelebihan lantaran iuran pensiun yang disetorkan bisa dikategorikan sebagai penghasilan tidak kena pajak. Baik bagi penerima gaji (PTKP) atau dicatat sebagai biaya oleh perusahaan tersebut. Sehingga bagi perusahaan, DPLK ini bisa dijadikan perencanaan pajak (tax planning).
Saat ini, DPLK Avrist Assurance memiliki 2 program unggulan, yaitu DPLK Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP) yang dikelola secara individu (individual account). Juga DPLK Program Pensiun Untuk Kompensasi Pesangon (PPUKP) yang dikelola secara kumpulan (pooled fund) yang baru diperkenalkan pada tahun 2013.
“Berkat strategi tersebut, DPLK Avrist Assurance mampu menorehkan kinerja positif. Tercermin dari aset DPLK yang dikelola tumbuh 18% year on year (YoY) pada Agustus 2020. Pertumbuhan itu lebih tinggi dibandingkan kinerja industri DPLK yang hanya tumbuh 12 persen YoY di Agustus 2020,” jelas Firmansyah.
Avrist Assurance menilai pemilihan kanal digital sebagai sarana edukasi program pensiun kepada Milenial dan Gen Z relevan dengan kondisi saat ini. Berdasarkan riset Hootsuite mengenai Tren Media Sosial 2020, jumlah pengguna sosial media 58% dari total populasi Indonesia sebanyak 272,1 juta jiwa per Juli 2020.
Bahkan dalam setiap harinya, pengguna internet di Indonesia menghabiskan waktu 8 jam mengakses internet dan 3,5 jam untuk menggunakan sosial media. Platform yang paling banyak digunakan mulai dari Youtube (88%), Whatsapp (84%), Facebook (82%), Instagram (79%), dan Twitter (54%).