Ia menjelaskan, untuk kebijakan seleksi ada di pemerintah pusat. Saat ini, jumlah sekolah SD di Kabupaten Cianjur sebanyak 1.256, termasuk dengan 352 SMP.
“Efektifnya kalau di tingkat SMP satu mata pelajaran satu guru, kalau di SD satu kelas satu guru tidak ada istilah guru pembelajaran guru rangkap mengajar di kelas satu dan kelas dua,” jelasnya.
Efektifnya, lanjut dia, dari 6.000 ini sesuai dengan kuota kebutuhan karena pabrik juga jika memerlukan karyawan sebanyak 1000 orang, jika hanya ada 500 orang tidak efektif. Terkait dengan layanan pendidikan jika di SD 25 siswa satu guru.
Ia juga memprediksi bahwa di tahun 2023 benar-benar akan terjadi krisis kekurangan guru bukan kekurangan gizi lagi, tetapi kekurangan guru. Dengan kekurangan guru ini sangat berdampak bagi kualitas pendidikan.
“Harapan saya semoga saja dengan kekurangan guru yang menjadi kendala utama untuk saat ini segera terpikirkan dan diperhatikan, serta dilaksanakan oleh pemerintah. Sebab, bagaimana peran pendidikan akan berjalan sebaik-baiknhanya kalau tidak dibarengi dengan keberadaan guru,” ucapnya.
Ia menambahkan, kenapa guru itu lebih utama diangkat oleh pemerintah, sebab menyangkut penggajian dan kesejahteraannya mendekati ideal.
“Tapi kalau gaji gurunya hanya menekankan ke sekolah serta muridnya yang sedikit, itu tidak akan baik,” pungkasnya.(job3/sri)