GARUT – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis bahwa dua puluh desa yang tersebar di tiga kecamatan terdampak banjir akibat luapan Sungai Cipalebuh dan Cikaso Pameungpeuk. Peristiwa tersebut terjadi pada Senin lalu (12/10), pukul 04.30 waktu setempat. Banjir telah surut di wilayah terdampak namun menyisakan material lumpur.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Dr. Raditya Jati mengatakan bahwa berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut sampai Rabu (14/10), tiga kecamatan yang terdampak yakni Kecamatan Pameungpeuk, Cikelet dan Cibalong. Wilayah desa yang paling banyak terdampak berada di Kecamatan Pameungpeuk.
“Wilayah desa yang terdampak di Kecamatan Pameungpeuk antara lain Desa Mancagahar, Mandalakasih, Jatimulya, Pameungpeuk, Sinarbakti, Bojongkidul, Paas dan Bojong Kaler. Desa-desa di wilayah Kecamatan Cikalet yang terdampak yakni Desa Pamalayan, Cikelet, Cigadog, Linggamanik dan Pamalayan,” ujarnya.
Untuk di Kecamatan Cibalong, lanjutnya, desa terdampak yaitu Desa Karyamukti, Karyasari, Najaten, Mekarwangi, Mekarsari, Sagara dan Mekarmukti.”Data penyintas hingga hari ini berjumlah 238 KK, sedangkan total populasi terdampak sekitar 2.779 KK atau 9.177 jiwa. Hasil penilaian sementara untuk kerugian materiil berupa rumah rusak berat (RB) 136 unit, rumah rusak sedang (RS) 197, rumah rusak ringan (RR) 613 dan 2.180 rumah terendam,” ungkapnya.
Kerugian juga, diungkapkan Raditya, menimpa fasilitas publik yakni tempat ibadah RR 25 unit, fasilitas Kesehatan RR 10, fasilitas Pendidikan 12 (masih dikaji tingkat kerusakannya), jembatan RB 18. Di samping itu, kerusakan juga teridentifikasi pada ruas jalan di 12 titik dan TPT 9 titik.
“Berdasarkan prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofiska (BMKG), dua hari ke depan, 15-16 Oktober 2020, wilayah Jawa Barat termasuk wilayah yang berpotensi terjadi hujan lebat disertai petir/kilat dan angin kencang. Sementara itu, berdasarkan Info BMKG di tiga kecamatan tersebut cuaca terpantau cerah hingga hujan ringan untuk dua hari ke depan,” ungkapnya.
Memasuki musim penghujan dan potensi cuaca ekstrem yang dipicu fenomena La Nina, jelas Raditya, masyarakat diimbau waspada dan siap siaga terhadap potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor dan angin kencang.