SUKABUMI – Sebanyak tiga orang balita di Kota Sukabumi meninggal dunia karena terjangkit demam berdarah dengue (DBD). Kasus kematian DBD itu terjadi selama periode Januari-September di mana di Kota Sukabumi terjadi sebanyak 557 kasus yang diakibatkan gigitan nyamuk Aedes Aegypti itu.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Sukabumi, Lulis Delawati, menuturkan dari sebanyak 557 kasus tersebut, paling banyak terjadi pada April yakni mencapai 110 kasus dan Januari sebanyak 82 kasus.
Lulis merinci, pada Januari terdapat 82 kasus, Februari sebanyak 75 kasus, Maret sebanyak 79 kasus, April sebanyak 110 kasus, Mei sebanyak 53 kasus, Juni sebanyak 55 kasus, Juli sebanyak 37 kasus, Agustus sebanyak 26 kasus, dan September sebanyak 40 kasus.
Dari 557 kasus tersebut lanjut dia, tiga orang yang masih berusia di bawah lima tahun meninggal dunia karena telat tertangani. Sebaran DBD di Kota Sukabumi hampir merata.
“Penyebaran DBD di setiap kelurahan itu hampir ada. Paling banyakterjadi di Kelurahan Cibeureum dan Warudoyong,” ucapnya.
Dibanding tahun sebelumnya, kata Lulis, kasus DBD tahun ini cenderung turun. Tahun lalu pada periode yang sama tercatat sebanyak 688 kasus DBD. Rincian, pada Januari sebanyak 96 kasus, Februari sebanyak 93 kasus, Maret sebanyak 94 kasus, April sebanyak 70 kasus, Mei sebanyak 63 kasus, Juni sebanyak 50 kasus, Juli sebanyak 107 kasus, Agustus sebanyak 86 kasus, dan September sebanyak 29 kasus.
Dinkes Kota Sukabumi terus berupaya menekan angka kasus DBD dengan mengampanyekan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) 3M plus. Gerakan itu dilakukan dengan cara menguras atau membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat penampungan air seperti bak mandi, ember air, dan tempat penampungan air minum serta menutup rapat tempat-tempat penampungan air lainnya.(ndi/ist)