BANDUNG – Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Wilayah Jawa Barat menegaskan bahwa informasi terkait gempa sebesar 8 skala richter (SR) akibat letusan Gunung Krakatau tersebut adalah hoax.
Sebelumnya, informasi itu beredar dari rekaman suara (voice note) yang mengatasnamakan Andre yang menyebut bahwa akan terjadi gempa sebesar 8 SR akibat letusan Gunung Krakatau dan kemudian tersebar di berbagai WhatsApp Group.
“Berita bahwa akan terjadi erupsi Gunung Krakatau yang menyebabkan gempa bumi sebedat 8 magnitudo itu juga tidak benar,” kata Kepala Subbidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Barat PVMBG, Nia Haerani saat ditemui di Bandung, Senin (5/10)
Dia menjelaskan, berdasarkan hasil pemantauan terhadap aktivitas gunung api Anak Krakatau dalam status waspada. Hingga saat ini, lanjut Nia, secara visual teramati ada hembusan asap tipis berwarna putih dengan tinggi maksimal 50 meter.
“Kemudian ke gempaan vulkanik masih terjadi tapi dalam batas yang relatif rendah walaupun tetap kami pantau,” jelasnya.
“Jadi, tidak ada indikasi bahwa akan terjadi kenaikan aktivitas gunung Krakatau yang menuju kepada erupsi. Hingga saat ini gunung Krakatau tingkat aktivitas level 2 waspada dari 4 tingkatan aktivitas,” lanjutnya.
Menurutnya, saat ini tidak ada kejadian erupsi gunung api yang menyebabkan akan terjadi gempa bumi tektonik dengan skala yang besar. Apalagi, sambung Nia, gempa yang berasal dari gunung api skalanya kecil dan tidak dapat dirasakan oleh manusia.
“Karena gempa-gempa yang berasal dari gunung api itu relatif kecil. Paling besar yang pernah tercatat itu 4 SR, yang lain di bawah 4 SR. Dan 4 SR itu kan tidak terasa oleh manusia,” tutupnya. (mg1/yan)