SOREANG – Proses pengundian nomor urut calon Bupati dan Wakil Bupati Bandung diwarnai aksi protes awak media.
Puluhan wartawan melakukan aksi protes dengan mengembalikan id card yang diberikan KPU. Protes tersebut, dilakukan karena awak media tidak diizinkan masuk ke ruangan tempat pengundian nomor urut pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Bandung di Sutan Raja Hotel Soreang, Kamis (24/9).
Menanggapi hal tersebut, Ketua PWI Kabupaten Bandung Rahmat Sudarmaji, mengatakan sangat menyayangkan atas tidakan KPU Kabupaten Bandung. Padahal, sejak awal pihaknya sudah menggelar rapat dengan KPU untuk membahas tehnik peliputan.
“Saya sangat menyayangkan. sebelumnya, kami diajak rapat konsultasi. memang kemarin ada pembatasan untuk diarea rapat pleno. Kami setuju, kami minta ada big screen untuk wartawan yang tak punya id card,” kata Rahmat saat memberikan keterangan kepada awak media.
Menurut Rahmat, pada rapat koordinasi sudah disepakati kalau untuk peliputan sebagian wartawan bisa masuk sebagai perwakilan. Tapi, pada hari pelaksanaan semua wartawan tidak diperbolehkan dan tidak disediakan big scren.
“Kalau melihat zona Covid Kabupaten Bandung, tak begitu parah. kami sudah komitmen untuk menerapkan protokol kesehatan saat peliputan yang dibahas saat rapat sebelumnya, namun kini tak oleh masuk,” jelasnya.
Hal yang sama dikatakan wartawan senior, Didi Mainaki, menurutnya, kalau acara pengundian nomor seperti ini, tidak harus dilakukan di hotel.
” Di Kantor KPU saja sudah cukup, tinggal difasilitasi, agar tak menghamburkan anggaran, apalagi di tengah pandemi Covid seperti ini,” tegasnya.
Didi menegaskan, intinya wartawan tak boleh masuk saat digelarnya pengundian nomor untuk mencegah kerumunan. Tapi Sekarang di luar juga tetap ada kerumunan, sebab tak ada jaminan tak berkerumun.
Harusnya kata Didi, ambil jalan tengahnya, ada perwakilan yang boleh masuk. Sebab jika dikonunikasikan para Jurnalis juga paham ketika semua wartawan masuk karena keterbatasan tempat
Selain itu, kata Didi, kalau tak boleh masuk masih banyak solusi. Seperti dibuatkan layar lebar di luar ruangan, bukan untuk hanya wartawan, tapi untuk mengakomodir keingin tahuan simpatisan relawan, tim sukses dan lainnya.