CICURUG – Bencana hidrometeorologi bersamaan cuaca ekstem berupa hujan deras menerjang wilayah Kecamatan Cicurug, Senin (21/9) petang. Banjir bandang akibat meluapnya aliran Sungai Citarik-Cipeuncit mengakibatkan sejumlah desa di wilayah itu diterjang air bah.
Data sementara, tiga orang dikabarkan hilang terbawa arus deras air bah, ratusan rumah mengalami kerusakan dengan kategori ringan, sedang, dan berat, serta ratusan warga mengalami luka.
Petugas Penanggulangan Bencana Kecamatan (P2BK) Cicurug, Danik Saputra Sudaya, mengatakan penyebab banjir bandang diduga akibat meluapnya air di aliran Sungai Citarik-Cipeuncit. Luapan air menerjang permukiman penduduk di Desa Cisaat, Desa Pasawahan, Kelurahan Cicurug, Desa Nyangkowek, Desa Mekarsari, dan Desa Bangbayang.
“Banjir bandang menerjang sejumlah desa,” ujar Danik, kepada wartawan, kemarin (22/9).
Dampak cukup parah dari bencana banjir bandang terjadi di Desa Cisaat, Desa Bangbayang, dan Kelurahan Cicurug. Ketinggian air yang meluap ke permukiman penduduk mencapai 6 meter.
“Banjir di tiga desa tersebut cukup parah. Bahkan, ada rumah yang ambrol dan beberapa kendaraan terseret arus,” ujarnya.
Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Kabupaten Sukabumi, Anita Mulyani, mengatakan Pemkab Sukabumi telah menetapkan status siaga bencana selama tujuh hari ke depan.
“Status kesiagaan itu bersifat situasional. Jadi, sewaktu-waktu bisa diperpanjang. Namun untuk sementara ini kita tetapkan kesiagaannya selama tujuh hari,” ujar Anita kepada wartawan ditemui di Posko Bencana Cicurug, kemarin (22/9).
Anita memaparkan, terdapat 500 personel gabungan dari BPBD, TNI, Polri, dan sejumlah relawan lainnya untuk melakukan penanganan bencana banjir bandang di Kecamatan Cicurug.
“Sejak tadi malam (Senin) hingga tadi pagi (kemarin), beberapa personel sudah berdatangan. Tercatat juga ada sekitar 45 komunitas yang ikut membantu penanganan pascabanjir ditambah bantuan personel TNI dan Polri,” ungkapnya.
Tim gabungan dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama diarahkan untuk membersihkan material banjir bandang. Sedangkan kelompok lainnya bertugas untuk mencari korban yang belum ditemukan.
“Satu kelompok gabungan ditugaskan untuk mencari satu lagi korban yang terbawa arus banjir yang hingga saat ini belum ditemukan,” jelasnya.