JAKARTA – Dukungan terus mengalir untuk Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko agar bisa memimpin Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) periode 2020-2024. Terbaru dukungan dari PB Jaya Raya dan PB Mutiara Cardinal.
”PB Jaya Raya berharap di bawah kepemimpinan Moeldoko, PP PBSI dapat mengayomi dan menjalin hubungan yang baik dengan PB atau klub-klub sebagai penyumbang atlet-atlet terbaik bagi kebesaran nama bangsa Indonesia,” kata Ketua Umum PB Jaya Raya Rudy Hartono, Selasa (15/9).
Diketahui, atlet atlet PB Jaya Raya beberapa kali mengharumkan bangsa dengan prestasi. Sebut saja, Susi Susanti dengan medali emas pada 1992 dan medali perunggu pada 1996. Lalu, Mia Audina dengan medali perak pada 1996, Candra Wijaya/Tony Gunawan dengan medali emas tahun 2000, dan Markis Kido/Hendra Setiawan dengan medali emas pada 2008.
Dorongan serupa juga diungkapkan Sekretaris Umum Pengprov PBSI Kalimantan Utara Afandi Kamaruddin. Menurut dia, jika Moeldoko maju sebagai calon ketum PBSI, maka perlu mendapat dukungan yang besar.
”Kita sambut baik Pak Moeldoko, dalam rangka untuk kemajuan bulu tangkis,” ujar Afandi ketika dihubungi.
Afandi mengaku mendukung Moeldoko untuk kesejahteraan PBSI. Setidaknya, perubahan dari ketua umum sebelumnya harus menjadi perhatian Meoldoko jika menjadi orang nomor satu di cabor bulu tangkis.
Sebelumnya sejumlah pengprov telah menyatakan secara terbuka dukungan untuk Moeldoko, seperti Pengprov Jawa Timur, Pengprov Jawa Tengah, Pengprov Jogjakarta, dan beberapa pengurus provinsi lainnya.
Seperti diketahui, minggu lalu 18 legenda bulu tangkis melakukan pertemuan dengan Moeldoko meminta Kepala Staf Kepresidenan itu untuk maju sebagai calon ketum. Dalam pertemuan hadir pula para legenda lain seperti Liem Swie King dan Rudy Hartono.
PB Djarum diwakili oleh Lius Pongoh, Ivanna Lie, Tontowi Ahmad, Liliana Natsir, Christian Hadinata, serta Yuni Kartika. Sedangkan Jaya Raya mengirimkan Imelda Wiguna, Rudy Hartono, dan Markis Kido.
Saat ini, kepengurusan PP PBSI periode 2016-2020 berada di bawah kepemimpinan Wiranto sebagai ketua umumnya. Namun kepengurusan Wiranto akan berakhir pada Oktober ini.(jpc/rus)