SUMEDANG– Kepala Dinas Sosial Kabupaten Sumedang, Agus Muslim menyebutkan, optimis angka kemiskinan turun satu persen pertahun, merupakan sebuah realita yang tidak dapat dipungkiri. Faktanya, data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukan, dalam tiga tahun terakhir, mulai dari tahun 2017 sampai 2019, jumlah warga miskin terus mengalami penurunan yaitu sebesar 120.630 orang di tahun 2017, lalu menjadi 112.140 orang di tahun 2018 dan menjadi 104.180 orang di tahun 2019.
”Sudah menjadi kewajiban kami dalam menurunkan angka kemiskinan melalui berbagai program, seperti rantang simpati, dapur simpati, rutilahu dan stunting,” katanya, baru-baru ini.
Dikatakan, berbicara masalah kemiskinan, ada beberapa indikator. Antara lain, minimnya penghasilan, rendahnya tingkat pendidikan, tingkat kesejahteraan yang rendah serta serta rendahnya kesehatan. ”Kemiskinan dihitung dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Yang paling pokok di sana adalah pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan yang liding sektornya ada di dinas sosial,” ujarnya.
Secara umum, target pemerintah untuk menurunkan angka kemiskinan sebanyak satu persen pertahun itu, sudah tercapai. Bahkan dengan munculnya wabah Covid 19 sekali pun, tak membuat angka penurunan itu menjadi terdampak. ”Memang, di awal datangnya pandemi, tidak semua masyarakat terakomodir masalah bantuan sosialnya. Namun semua itu tidak berlangsung lama, karena setelah kita punya aplikasi Ma Uneh, semuanya dapat kita atasi,” tuturnya.
Bahkan aplikasi tersebut mendapat apresiasi dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Sumedang, jadi satu-satunya kabupaten yang memiliki peringkat tertinggi, dari sisi pendataan dan peneglolaan dana Bansos. ”Semua itu lantaran bupati, wakil bupati dan sekda Sumedang memiliki konsistensi dan perhatian yang luar biasa terhadap masalah kemiskinan,” ungkapnya. (nur)