BANDUNG – Di tengah wabah virus korona, penyalahgunaan narkotika terus melonjak. Bahkan, narkotika yang masuk ke Jawa Barat (Jabar) diperkirakan menyentuh angka satu ton. Demikian diungkapkan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Jawa Barat, Brigjen Sufyan Syarif, di Kantor BNN Jabar, Jalan Soekarno-Hatta, Kota Bandung, Rabu (26/8).
Dia menjelaskan, berdasarkan hasil pengungkapan dari BNN dan kepolisian, transaksi narkotika ini makin meningkat. “Sudah bisa satu ton sabu di wilayah Jabar. Belum lagi yang kecil di Polres, Polda kalau dikumpulkan puluhan kilo,” ujar Sufyan Syarif.
Dikatakannya, peredaran narkotika yang masuk ke Jabar itu berhasil diungkap oleh BNN RI. Sebanyak masing-masing 200 kilogram sabu di Bekasi dan Depok.
Lalu, sambung dia, pengungkapan oleh Mabes Polri 500 kilogram sabu di perbatasan Jawa Barat. Selain itu, Mabes Polri juga mengungkap ada 500 kilogram di Sukabumi.
Menurut Sufyan, meningkatnya angka penyalahgunaan narkotika ini tak terlepas dari permintaan. Sehingga suplai atau pengiriman narkotika meningkat.
“Jadi disimpulkan kalau suplai banyak, demand banyak. Ini sudah satu rangkaian peredaran, kebutuhan banyak. Penggunanya banyak. Masalah narkoba itu menjadi masalah krusial yang masyarakat umum nggak lihat,” ucapnya
Selain pengungkapan itu, BNN Jabar juga mengungkap sebanyak enam perkara narkotika di Jabar. Total ada sembilan tersangka yang ditangkap. “Total barang bukti yang berhasil kita sita sebanyak 54 kilogram lebih ganja dan 10 kilogram lebih sabu-sabu,” terangnya. “Perlu dimaknai selama pandemi meningkat dua kali lipat suplai di Jawa Barat,” terangnya.
Barang bukti hasil penindakan yang dilakukan BNN Jabar ini pun dimusnahkan. Pemusnahan dilakukan dengan cara dimasukkan ke dalam mesin insinerator.
“Seluruh perkara narkotika yang akan dimusnahkan pada hari ini (kemarin) perkaranya dalam proses penyidikan. Ada 428.008 warga Jawa Barat terselamatkan dari bahaya narkotika,” pungkasnya. (mg1/drx)