BANDUNG – Sebanyak 7.417 siswa miskin atau yang tergolong dalam Keluarga Ekonomi Tidak Mampu (KETM), dipastikan gagal melanjutkan ke SMA/SMK negeri. Pasalnya, siswa tersebut yang mendataf melalui Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jalur afirmasi ditolak oleh sekolah negeri itu.
“Itu data siswa dari Disdik di PPDB waktu lalu ternyata ada 7.000 lebih yang tidak diterima di sekolah negeri, artinya beberapa siswa itu kemungkinan besar ada ke sekolah swasta atau bahkan tidak melanjutkan pendidikan,” ujar Ketua Forum Sekolah SMA Swasta Jawa Barat Ade D Hendriana, kepada Jabar Ekspres, Jumat (21/8).
Dikatakan, saat ini ribuan siswa tersebut sedang diverifikasi oleh Dinas Pendidikan untuk menentukan nama dan alamat dari para siswa. Hal itu kata dia, didata lebih lanjut untuk keperluan Dapodik.
“Kita tunggu hasil verifikasi dari Disdik saja, ada berapa siswa yang pasti yang sudah masuk ke sekolah swasta,” katanya.
Kata Ade, kemungkinan besar dari ribuan siswa tersebut terdapat permasalahan yang berbeda-beda. Di antaranya, ada yang tidak melanjutkan sekolah karena asumsinya biaya sekolah masih mahal meskipun ada bantuan dari pemerintah. Kemudian terdapat siswa yang melanjutkan ke pesantren, dan ada juga siswa yang asal-asalan membuat surat keterangan tidak mampu tidak resmi agar diterima di sekolah negeri.
“Nah, itu yang diverifikasi sama Disdik by name dan by addres, nanti setiap sekolah melaporkan ke 13 KCD masing masing, KCD baru menyampaikan ke Disdik,” ungkapnya.
Alasan mengapa harus terdata, Ade menyebut, karena anggaran untuk siswa KETM ini telah tercairkan senilai Rp 14 miliar.
“Jika ternyata siswa KETM ini tidak terdata dengan baik anggaran tersebut tidak tersalurkan dengan sempurna,” pungkasnya. (mg2/tur)