JAKARTA – Menteri Sosial Juliari P. Batubara meminta kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH), untuk memperhatikan pola pengasuhan dan pendidikan terhadap anak dengan sungguh-sungguh.
”Tidak ada orangtua yang tidak menginginkan anaknya sekolah tinggi, menjadi orang yang berhasil, semua itu startnya selalu dari rumah,” kata Juliari saat memberikan materi tentang modul Pendidikan dan Pengasuhan Anak di Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2) Kulonprogo, Yogyakarta, beberapa waktu lalu.
Pendidikan dan Pengasuhan Anak merupakan salah satu modul yang diajarkan dalam P2K2 kepada KPM PKH. Selain Pendidikan dan Pengasuhan Anak, terdapat empat modul lainnya, yaitu Pengelolaan Keuangan dan Perencanaan Usaha, Kesehatan dan Gizi, Perlindungan Anak, serta Kesejahteraan Sosial (Lansia dan Disabilitas).
Dia mencontohkan pengasuhan dan pendidikan kepada anak bisa berupa menerapkan dialog agar anak mampu melindungi dirinya sendiri ketika berada di luar rumah.
Lebih lanjut, Juliari menekankan jika kunci pendidikan di rumah adalah ibu. Untuk itu, di hadapan 15 ibu-ibu KPM PKH yang diatur duduk berjarak melingkar, semua tugas dan tanggungjawab pengasuhan anak di rumah, menjadi urusan ibu-ibu sekalian.
”Kalau (tugas) itu bisa dilakukan dengan baik, pendamping hanya tinggal mengingatkan saja, Insya Allah anak-anak kita semua menjadi anak-anak yang tumbuh besar sesuai dengan apa yang kita harapkan,” tegasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial, Pepen Nazaruddin, mengatakan P2K2 dilakukan sebagai kontrol bagi pemanfaatan bansos PKH oleh KPM.
”Misalnya, tentang apakah uangnya sudah diterima, apa yang menjadi kendala, bagaimana cara mengambil bantuan, bahkan dalam masa pandemi seperti saat ini,” katanya.
Dalam kesempatan itu, Mensos juga memberikan penghargaan kepada KPM Graduasi. Murni Caturwati,51, KPM PKH asal Kabupaten Kulon Progo yang menerima penghargaan langsung dari Mensos atas keputusannya graduasi mandiri, mengisahkan proses yang ia lalui sebelum menerima bantuan PKH.
”Dulu, saya masih punya dua anak yang harus dipenuhi kebutuhan sekolahnya, dan pada saat itu, saya belum memiliki tempat tinggal tetap untuk berteduh (rumah),” ujarnya.