BANDUNG-Dinas Pendidikan (Disdik) Jawa Barat (Jabar) hingga kini belum bisa memenuhi peningkatan insentif para guru madrasah yang dijanjikan oleh Pemerintah Pronvinsi Jabar. Maka dari itu, Pengawas Sekolah Jabar Dian Peniasiani, menagih janji tersebut.
“Terkait dengan permasalahan penambahan insentif guru madrasah yang sudah ditandatangani yang akan dinaikkan dua kali lipat, belum bisa menjawab, ini barangkali janji Jabar satu waktu itu, tetapi tetap akan disampaikan kepada Bapak Kadisdik Jabar,” kata Pengawas Sekolah Jawa Barat, Dian Peniasiani, Selasa (18/8).
Dian yang pernah menjabat Sekretaris I PPDB Online Jabar itu mengakui, saat beberapa kali melaksanakan tugas akreditasi sekolah di madrasah aliyah dan tsanawiyah kesenjangan antara sekolah reguler pada umumnya sangat mencolok. Oleh karenanya kondisi sekolah madrasah minim tersentuh Pemprov Jabar.
“Beberapa kali kami melakukan akreditasi di madrasah aliah dan tsanawiyah, waktu itu bertugas sebagai asesor, barangkali kita ketahui semua ada keperihatinan dan kesenjangan antara sekolah reguler di bawah Disdik dengan sekolah kepengelolaan Kemenag,” ungkapnya.
Dian mengatakan, pihak akan tetap menyampaikan kepada Disdik Jawa Barat dan Kemenag, sebab menurutnya jangan sampai terjadi overleft.
“Karena pada saat PPDB, peserta yang mendaftarkan itu dari sekolah MTs juga ketika mendaftarkan ke sekolah menengah kami juga saat mensosialisasikan PPDB mengundang swasta,”paparnya.
Sementara itu, Ketua Perkumpulan Guru Madrasah (PGM) Kota Tasikmalaya Asep Rizal mengatakan, beberapa kali telah menghadap Kantor Cabang Dinas (KCD) dan DPRD Kota Tasikmalaya, tepatnya pada 23 Juni 2020, lalu.
“Kemudian datang lagi ke DPRD Jawa Baray disambut sama Komisi V, tujuannya kami menunggu jawabannya itu,” aku Asep.
Dengan harapan, sambung Asep, Komisi V DPRD Jabar dapat menyampaikan aspirasi mereka kepada Gubernur Jawa Barat atas janji politik yang pernah disampaikan itu. Selain itu, Dia juga meminta untuk mengkaji kebijakan – kebijakan yang mempersekat sekolah madrasah selama ini dalam tanda petik dianggap sebelah mata, padahal potensi madrasah juga sangat luar biasa. (mg2/tur)