GARUT – Tiga pasien positif COVID-19 dalam satu keluarga asal Kecamatan Bayongbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, dinyatakan sembuh setelah mendapatkan perawatan medis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Slamet Garut.
“Betul (sembuh) sekeluarga dari Kecamatan Bayongbong,” kata Humas Gugus Tugas Percepatan dan Penanganan COVID-19 Garut Yeni Yunita di Garut, Selasa (11/8).
Ia menuturkan, pasien sekeluarga itu terdiri dari seorang laki-laki berusia 33 tahun, dua perempuan berusia 54 tahun dan usia 4 tahun warga Kecamatan Bayongbong.
Selain dari Bayongbong, kata Yeni, pasien lain juga telah dinyatakan sembuh yakni seorang laki-laki berusia 36 tahun asal Kecamatan Bungbulang, Garut.
“Yang sembuh dari Bayongbong satu keluarga dan ada juga satu orang lainnya dari Bungbulang,” katanya.
Yeni menyampaikan, seluruh pasien yang sudah diperbolehkan pulang akan mendapatkan pengawasan oleh tim medis dan diwajibkan untuk isolasi mandiri di rumahnya selama 14 hari.
“Isolasi mandiri di rumahnya selama 14 hari dan nanti di tes swab kembali untuk memastikan benar-benar sembuh,” katanya.
Ia menyebutkan, total kasus positif COVID-19 di Garut tercatat hingga Selasa mencapai 51 orang, sebanyak satu orang isolasi mandiri, 12 orang menjalani perawatan di rumah sakit, 35 orang dinyatakan sembuh dan tiga orang meninggal dunia.
Selama ini, lanjut dia, tim medis gugus tugas terus menelusuri dan memeriksa kesehatan setiap orang yang dinyatakan telah kontak fisik dengan pasien positif untuk mengetahui tertular COVID-19 atau tidak.
“Tim Sub Divisi Pencegahan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 telah melakukan ‘tracking’ dan ‘tracing’ pada kontak erat konfirmasi positif COVID-19, dan dilakukan penyelidikan epidemiologi dan pengambilan sampel swab,” katanya.
Ia menambahkan, selain memeriksa warga yang kontak fisik dengan pasien, Pemkab Garut juga melakukan tes usap massal yang dimulai bagi pegawai di lingkungan kantor Pemkab Garut, DPRD Garut dan Terminal Guntur Garut.
Pemeriksaan secara acak itu, kata dia, untuk mendeteksi penyebaran wabah COVID-19 secara dini, sehingga penanganannya lebih cepat dan bisa memutus mata rantai penularan virus tersebut.
“Kegiatan ini bertujuan untuk mendeteksi secara dini adanya infeksi COVID-19 pada seseorang,” katanya. (ant)