BATUJAJAR – Polri mengubah orientasinya untuk menggunakan produk atau alat material khusus (almatsus) lokal agar industri strategis dalam negeri bisa lebih berkembang di tengah pandemi Corona Virus Disease atau COVID-19.
Kepala Badan Pemelihara Keamanan (Kabaharkam) Polri Komjen Pol Agus Andrianto mengatakan sekitar 60 persen pengadaan peralatan anggota Polri masih harus diimpor dari beberapa negara karena terkendala information and technology (IT).
“Baru 40 persen kandungan dalam negeri, memang ada beberapa peralatan yang tidak bisa diproduksi dalam negeri terutama menyangkut IT. Karena bagaimana pun juga, ada beberapa barang yang harus diimpor, tapi tentunya kedepan harus banyak kandungan dalam negerinya,” ungkap Agus saat ditemui, Kamis (6/8).
Namun menurut Agus, saat ini kualitas produk almatsus dalam negeri tak kalah bersaing dengan produk impor. Bahkan beberapa alat di antaranya sudah diekspor ke sejumlah negara di Asia Tenggara.
“Dengan belanja dalam negeri dari TNI, Polri, Basarnas, dan BNPB bisa meningkatkan kualitas serta menjaga produksi dan mempertahankan ekonomi yang sedang berjalan di negara ini dalam rangka memulihkan ekonomi nasional,” katanya.
Terlebih, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah meminta kepada jajaran kementerian dan lembaga untuk menghentikan anggaran belanja produk luar negeri dan lebih memprioritaskan belanja di dalam negeri.
“Kami dari jajaran Polri tentunya mendukung kebijakan pemerintah khususnya dalam penyediaan almatsus anggota polisi. Bukan hanya di saat pandemi seperti sekarang, tapi selamanya akan kita optimalkan penggunaan produk lokal,” bebernya.
Sementara itu, Direktur Utama PT Farin Industri Nusantara, Steven, mengatakan Polri pada saat ini telah memesan perlengkapan khusus seperti rompi anti peluru, helm, ransel, tenda pleton, dan produk-produk lainnya.
“Produk kita 60 persen dipesan TNI/Polri, 20 persen swasta, dan sisanya diekspor,” ungkapnya.
Dia menyatakan, sebanyak 80 persen peralatan yang dibuat PT Farin Industri Nusantara sudah memanfaatkan bahan baku lokal.
“Yang masih impor hanya bahan baku peralatan anti peluru, khususnya untuk komposit armor masih harus didatangkan dari Amerika,” terangnya. (mg6/yan)