NGAMPRAH – PT Kereta Cepat Indonesia Cina (KCIC) menargetkan penyerapan 2 ribu tenaga kerja baru asli Indonesia menjelang beroperasinya Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) pada tahun 2022 mendatang.
Direktur Utama PT KCIC Chandra Dwiputra mengatakan sampai Juni 2020, tenaga kerja lokal mencapai 10.537 orang. Jumlah tersebut lima kali lebih banyak dibandingkan tenaga kerja asing yang terlibat dalam proyek ini.
”Perusahaan berkomitmen untuk mengoptimalkan peranan tenaga kerja Indonesia dalam akselerasi pembangunan KCJB. Kita akan coba serap 2 ribu tenaga kerja lagi asli indonesia,” kata Chandra Kamis (6/8).
Menurutnya, alasan penyerapan lebih banyak pekerja tersebut yakni konstruksi Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung pada semester II tahun 2020 ini akan semakin masif sehingga perlu melibatkan lebih banyak pekerja.
”Konstruksi terus berprogres dengan tetap mematuhi protokol kesehatan dan pastinya jumlah tenaga kerja akan terus bertambah. Tidak menutup kemungkinan, pada saat puncak pengerjaan konstruksi nanti, proyek ini dapat menyerap tenaga kerja Indonesia yang jauh lebih banyak,” jelasnya.
Banyaknya industri nasional terdampak pandemi Covid-19. Hal tersebut membuka peluang bagi masyarakat yang kehilangan pekerjaan bisa kembali bekerja di proyek Kereta Cepat Jakarta- Bandung. Di sisi lain, keterlibatan tenaga kerja Indonesia juga memiliki manfaat yang banyak tidak hanya dari sisi ekonomi.
”Di lapangan butuh keahlian tertentu, inikan proyek pertama yang ada di Indonesia, meskipun kerjaan lapangan tapi ini membutuhkan keahlian terbaru. TKA hadir hanya sebagai media transfer teknologi dan pengetahuan, karena mereka yang mengerjakan proyek ini di berbagai negara,” tuturnya.
Chandra menambahkan, tenaga kerja Indonesia juga akan menempati berbagai posisi strategis untuk pengoperasian kereta tak hanya di bagian lapangan dan proyeknya saja. Diproyeksikan pada saat selesai dan siap beroperasi nanti, Kereta Cepat Jakarta-Bandung akan menyerap lebih banyak lagi tenaga kerja Indonesia.
”Kita harus bisa memanfaatkan kesempatan ini dengan maksimal. Karena masih banyak posisi yang bisa diisi oleh tenaga kerja Indonesia selain yang di proyek selama ini,” pungkasnya. (mg6/rus)