BANDUNG – Wali Kota Bandung, Oded M. Danial meminta khusus untuk pendidikan inklusi dan pelatihan-pelatihan nantinya wajib menerapkan protokol kesehatan yang sangat ketat. Pasalnya, saat ini Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung sudah memperbolehkan pendidikan informal seperti sekolah inklusi serta pelatihan-pelatihan tata boga dan tata busana menggelar praktik belajara tatap muka.
”Tadi, dari laporan Kadisdik bahwa memang ada beberapa sekolah yang meminta untuk dibuka, tapi kami masih tetap bertahap, tadi yang kita sepakat diberikan relaksasi baru pendidikan inklusi, tata boga, tata busana, dan pelatihan-pelatihan,” ujar Oded M Danial, saat jumpa pers di Balai Kota Bandung, baru-baru ini.
Menurutnya, alasan pihaknya memberikan relaksasi kepada pendidikan inklusi dan pelatihan-pelatihan karena sektor tersebut akan sulit jika harus dilakukan secara daring.
”Untuk pelatihan ini, kan, tidak bisa semuanya bisa dilakukan online, kalau teorinya bisa, kalau praktik, kan, tidak bisa, saya kira itu akan diberikan relaksasi,” paparnya.
Sementara untuk sekolah formal di semua tingkatan hingga saat ini belum diberikan relaksasi. Saat ini, lanjutnya, mayoritas kecamatan di Kota Bandung masih masuk dalam zona biru, sedangkan di tingkat kelurahan ada beberapa yang sudah masuk zona hijau. Meski begitu, kata dia, perubahan zonasi setiap kecamatan dan kelurahan sangat dinamis.
Untuk itu, Oded mengaku pihaknya akan berhati-hati dalam mengambil kebijakan.
”Setiap kota atau wilayah itu dinamikanya sangat luar biasa, untuk itu saya kira harus hati-hati. Memang karena sudah terlalu lama sehingga banyak usulan dari orang dan kepala sekolah (menggelar pendidikan tatap muka) karena ini sudah terlalu lama, tapi prinsipnya kami masih menunggu dan mengikuti kebijakan dari pusat,” paparnya.(bbs/ziz)