Dolar Melemah dan Angka Covid-19 Naik Terus, Harga Emas Malah Stagnan

HARGA emas dunia awal pekan ini masih berada di level psikologis USD 1.800 per ounce karena dolar Amerika Serikat (AS) yang lebih lemah dan kecemasan investor terhadap mel­onjaknya kasus Covid-19 di seluruh dunia membuat aset investasi berisiko rendah tersebut tetap berkilau.

Mengutip laman Reuters, Senin (20/7) harga emas di pasar spot stabil di posisi USD 1.808,53 per ounce pada pukul 07.30 WIB. Sedangkan harga emas berjangka AS hampir tidak berubah di USD 1.809,50 per ounce.

Seperti diketahui, lebih dari 14,38 juta orang dilaporkan terinfeksi virus Covid-19 secara global dan 601.961 orang meninggal. Kasus Covid-19 terus meningkat di AS dengan total 3,7 juta kasus. Negara terse­but mencatat infeksi hampir sama banyaknya dengan gabungan tiga negara beri­kutnya yang paling terpukul, yakni Brasil, India, dan Rusia.

Kemudian, Indeks Dolar AS (Indeks DXY), bertahan di dekat level terendah lebih dari satu bulan yang dicapai pekan lalu. Hal itu membuat emas lebih murah bagi pe­megang mata uang lainnya.

Di sisi lain, Inggris akan membatalkan perjanjian ek­stradisi dengan Hongkong, sebagai respons terhadap undang-undang keamanan nasional bagi Hongkong yang disahkan parlemen Tiongkok bulan lalu.

Adapun harga logam lainn­ya, palladium naik 0,6 persen menjadi USD 2.033,35 per ounce, sementara platinum turun 0,2 persen menjadi USD 836,62 per ounce dan perak menguat 0,1 persen menjadi USD 19,33 per ounce.

Mengutip laman resminya, harga emas batangan milik Antam hari ini dijual di level Rp 944.000 per gram. Harga tersebut stagnan atau tak berubah dari harga sebel­umnya. Sedangkan, harga buyback atau pembelian kembali emas Antam hari ini turun Rp 2.000 ke level Rp 856.000 per gram.(jp/sri)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan