BANDUNG-Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat akan memberi jatah kuota internet kepada siswa SMA negeri se-Jabar untuk mengikuti pembelajaran jarak jauh (PJJ).
Hal tersebut diberikan karena masih banyak siswa SMA yang terhambat akses internet selama bersekolah secara daring saat pandemi Covid-19.
Kepala Disdik Jabar Dedi Supandi mengatakan, pihaknya telah menyurvei dan mengevaluasi proses PJJ sejak awal diterapkannya sistem ini di Jabar. Hasilnya menunjukkan masih banyak siswa yang merasa keberatan membeli Kuota Internet terus-menerus.
“Dari situ kita buatkan petunjuk teknis kebijakan sekolah daring. Salah satunya dengan membiayai kuota internet bagi siswa,” ujar Dedi, Jumat (17/7).
Ia menjelaskan, anggaran kuota internet tersebut akan dialokasikan dari dana bantuan operasional pendidikan (BOP) yang jumlahnya mencapai Rp770 miliar. Selama ini, dana tersebut digunakan sebagai pengganti uang sumbangan pembinaan pendidikan atau SPP.
Selain itu, sekolah diperkenankan mengalokasikan dana bantuan operasional sekolah (BOS) masing-masing untuk membeli kuota bagi para siswa. Sekolah harus memilih opsi antara penggunaan BOP atau BOS.
“Jadi tidak dobel, bisa pakai anggaran BOS atau BOP,” ungkapnya.
Jatah Kuota Internet tersebut, kata dia, nantinya akan diberikan secara kumulatif dalam bentuk kartu sekali pakai. Kartu kuota tersebut akan dikirim ke rumah masing-masing siswa.
Para orang tua pun diharapkan dapat melakukan pengawasan terhadap penggunaan Kuota Internet tersebut. Dengan begitu, penggunaan kuota benar-benar dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.
“Bagaimanapun pengawasan keluarga lebih efektif. Kita akan terus ingatkan kepada mereka di grup sekolah yang ada orang tua siswanya,” pungkasnya. (bbs/tur)