SOREANG – Dengan ditetapkan awal tahun pendidikan, sebagian besar orang tua siswa Yayasan pendidikan satu atap IAIS Soreang meminta kegiatan belajar mengajar dilakukan secara tatap muka.
Ketua Yayasan IAIS Soreang, Asep Tosya Rostiawan mengatakan, untuk memenuhi tuntutan orang tua siswa, pihaknya berencana akan menerapkan kegiatan belajar secara tatap muka dan bergilir dimulai pekan depan. Namun rencana itu terlebih dulu akan disampaikan kepada Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Bandung agar mendapatkan izin.
Menurut Asep Tosya, pihaknya menyadari betul bahwa saat ini sekolah di Jawa Barat belum diizinkan untuk menggelar pembelajaran tatap muka kecuali di daerah zona hijau. ”Namun sebagai sekolah swasta, kami harus mengakomodir keinginan dari para orang tua siswa,” kata Asep saat ditemui, Rabu (15/7).
Asep menjelaskan, aspirasi dari sejumlah orang tua tersebut kemudian sudah disampaikan kepada seluruh orang tua siswa lainnya. Bahkan secara tertulis melalui kuisioner daring, sekitar 95 persen orang tua siswa menyatakan keinginan mereka agar kegiatan belajar kembali dilaksanakan secara tatap muka.
”Meskipun demikian, kami tidak memaksakan orang tua siswa yang tidak setuju agar anak mereka belajar tatap muka. Mereka masih bisa belajar daring di rumah dan tetap kami layani,” jelasnya.
Di sisi lain, Asep menegaskan bahwa keinginan para orang tua itu tidak serta merta diakomodir sepenuhnya. Jika diizinkan oleh Gugus Tugas Penanganan Covid-19, sistem tatap muka hanya akan dilaksanakan secara parsial dan bergilir. ”Misalkan pekan ini siswa Kelas VII MTs, tatap muka sedangkan kelas VIII dan IX daring, lalu pekan depannya Kelas VIII tatap muka sedangkan Kelas VII dan IX daring dan seterusnya,” tuturnya.
Dalam pelaksanaannya nanti, pembelajaran tatap muka juga dilansir Asep sudah didukung dengan sarana dan prasarana protokol kesehatan Covid-19. Pihak sekolah sudah menyediakan masker, tempat cuci tangan serta hand sanitizer untuk para siswa.
”Penyaringan (screening) juga akan dilakukan ketat sejak dari gerbang sekolah. Siswa harus melewati bilik disinfeksi serta diperiksa suhu tubuhnya. Jika ada yang demam, batuk atau flu, mereka akan disuruh pulang untuk belajar daring di rumah,” akunya.