BANDUNG – Sebanyak 187 Kepala Keluarga di RW 11 Tamansari terus mendesak agar rumah deret segera terealisasi. Oleh karenanya Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung pun bergerak memulai kembali proses pembangunan.
Kepala Bidang pada Dinas Perumahan Kawasan Permukiman Pertanahan dan Pertamanan (DPKP3), Nunun Yanuati menyatakan untuk tahap pertama akan dilakukan pembangunan masjid terlebih dahulu. Kemudian dilanjutkan dengan fondasi bangunan hunian.
”Ada yang sudah pro ikut program kita dan mereka akan tinggal di sana dan meminta Pemerintah Kota segera membangun. Itu akan kita bangun masjid dulu sama fondasi,” ucap Nunun Yanuati di Auditorium Rosada, Selasa (7/7).
Dia menuturkan, tim teknis di lapangan baru saja mengukur lahan. Kemudian segera dilakukan tes sondir, atau pengujian ulang daya dukung tanah di sekitar lokasi tersebut. Langkah ini sebagai bagian dari proses perencanaan awal.
Diungkapkannya, tes sondir sebagai bagian untuk melengkapi keperluan administrasi pembuatan Izin Mendirikan Bangunan (IMB). Setelah pihaknya mengantongi izin lingkungan untuk pembangunan rumah deret Tamansari.
”Perizinan tinggal IMB. Sebenernya proses arsitektur sudah beres tinggal struktur Proses struktur ini tinggal menunggu hasil tes sondir di lapangan,” ujarnya.
Menurutnya, proses akan berlanjut pada pematangan lahan. Persiapan lahan ini bisa ditempuh sambil menunggu IMB keluar.
”Kalau target mudah-mudahan pembangunan bisa dilaksanakan sampai akhir 2020 ini, dan mudah-mudahan di tahun 2021 nanti sudah mulai bisa dihuni setelah terbit SLF (Sertifikat Laik Fungsi),” jelasnya.
Nunung mengungkapkan proses pengurusan IMB kini sudah masuk Tim Ahli Bangunan Gedung (TABG) di Dinas Tata Ruang (Distaru). Kemudian dilanjutkan ke Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP).
”Izin lingkungan amdalnya sudah keluar. IMB mudah-mudahan minggu ini beres sondir, sehingga dua mingguan lagi bisa keluar,” ungkapnya.
Kendati sebagian besar sudah sepakat, namum masih ada lima kepala keluarga yang masih menolak pembangunan rumah deret tersebut.
”Saya juga gatau (kenapa sulit) gak bisa simpulkan langsung oleh DPKP3. Itu sosial kaitannya, bukan teknis, banyak pengaruh-pengaruh dari yang lain,” ucapnya.
Menurutnya, kelima keluarga yang menolak pembangunan berada di dua tempat yang berbeda. Tiga keluarga menempati masjid di dalam kawasan Tamansari, dan dua kelurga lainnya berada di luar area tersebut.