57 Kota dan Kabupaten Masuk Zona Merah Jadi Prioritas Penanggulangan Covid-19

Menurutnya, LIPI merancang sistem deteksi keberadaan virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 dengan menggunakan teknik RT-LAMP dalam melakukan amplifikasi RNA virus.

RT-LAMP merupakan teknik deteksi COVID-19 berbasis molekuler, yang akurasi dan sensitivitasnya bisa setara dengan reverse transcription- polymerase chain reaction (RT-PCR). “Ini bisa dibuat beberapa jenis produk prangkat RT-LAMP turbidimetri. Tergantung dengan permintaan pasar. Misalnya satu perangkat bisa untuk 100 reaksi, 200 reaksi atau 300 reaksi,” jelasnya.

Dia menjelaskan cara kerja perangkat tersebut. Apabila seseorang positif COVID-19, maka pada reaksi akan muncul endapan. Namun jika negatif hanya muncul transparan tanpa endapan.

Saat ini, lanujutnya, LIPI juga sedang melakukan optimalisasi perangkat RT-LAMP. Terutama mengoptimalkan reaksi dan menentukan limited of detection dari perangkat tersebut. “Hingga Juli nanti kami masih validasi dan siapkan prototipenya,” tutur Tjandrawati Mozef.

Terpisah, Ketua Konsorsium Riset dan Inovasi COVID-19 Kementerian Riset dan Teknologi (Kemristek) Ali Ghufron Mukti menyatakan Kemristek akan mendukung hilirisasi produk inovasi RT-LAMP dengan pihak industri.

“Pemasaran produk inovasi yang ada lebih dari 58 produk. Tidak hanya industri dan calon pembeli, tapi juga pemasaran diupayakan didorong untuk bisa ditangani di Pusat Pelayanan Teknologi,” paparnya.

Alat deteksi COVID-19 berbasis molekuler, yakni RT-LAMP, yang sedang dikembangkan LIPI dinilai dapat membantu diagnosa positif COVID-19 di tengah masyarakat.(rh/fin)

Tinggalkan Balasan