JAKARTA – Beredar video massa aksi penolakan Rancangan Undang-Undang Haluan Ideologi Pancasila (RUU HIP) membakar bendera PKI dan juga Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Video berdurasi 2.33 menit itu diduga terjadi di depan Gedung DPR pada Rabu (24/6).
“Bakar bakar PKI. Bakar PKI sekarang juga,” teriak massa sambil membakar bendera PKI dan PDIP.
Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto menegaskan, pihaknya akan melakukan tindakan hukum terhadap pembakaran bendera partai tersebut.
“Karena itulah mereka yang telah membakar bendera partai, PDIP dengan tegas menempuh jalan hukum. Jalan hukum inilah yang dilakukan oleh PDI pada tahun 1996, ketika pemerintahan yang otoriter mematikan demokrasi,” ujar Hasto kepada wartawan, Kamis (25/6).
Hasto menuturkan, PDIP sangat menyesalkan aksi provokasi yang dilakukan dengan membakar bendera partai tersebut. Sehingga dia menduga ada yang sengaja memancing provokasi dengan pembakaran itu.
“PDIP ini partai militan, kami punya kekuatan gras roots, dan kekuatan ini kami dedikasikan sepenuhnya bagi kepentingan bangsa dan negara. Meskipun ada pihak yang sengaja memancing di air keruh, termasuk aksi provokasi dengan membakar bendera partai, kami percaya rakyat tidak akan mudah terprovokasi,” katanya.
Hasto juga memerintahkan seluruh kader PDIP untuk tidak terprovokasi terkait pembakaran bendera tersebut. Hal itu dilakukan karena mengedepankan proses hukum yang akan dilakukan oleh partai berlogo banteng ini. “Untuk itu mari kedepankan proses hukum dan seluruh kader-kader PDIP diinstruksikan agar tidak terprovokasi,” tuturnya.
Sementara yang berkaitan dengan proses pembahasan RUU HIP, sikap PDIP sejak awal adalah mengedepankan dialog dan mendengar aspirasi dari masyarakat.
“RUU selalu terbuka terhadap koreksi dan perubahan, agar seirama dengan suasana kebatinan rakyat. Jadi sebaiknya semua menahan diri dan menghindarkan dari berbagai bentuk provokasi,” pungkasnya.
Sementara, Ketua Umum DPP KNPI, Haris Pertama menyayangkan insiden pembakaran bendera PDI Perjuangan saat aksi penolakan RUU HIP berlangsung di depan Gedung DPR, Jakarta, Rabu (24/6).
Haris Pertama meminta semua pihak yang mendukung Pancasila harus bersatu, bukan justru bertikai. “Hentikan praduga, mari bersatu dalam naungan Pancasila,” kata Haris Pertama.