“Rumah ini memang sudah sangat tua sekitar 97 tahun. Jadi saat ibu saya baru berusia 40 hari, dibawa pindah oleh nenek saya ke sini katanya. Dan sekarang ibu saya sudah meninggal,” ujar Ida cucu pemilik rumah, Senin (22/6).
Ida menuturkan sebagian besar perabotan rumah tersebut masih asli peninggalan nenek moyang mereka yang didapat dari hasil lelang peninggalan zaman Belanda sebelum akhirnya Indonesia merdeka.
“Ini koleksi perabotan asli kakek-nenek kami, belum pernah diganti, tapi ada beberapa yang sudah diperbaiki. Di masanya termasuk barang mewah karena merupakan pembelian hasil lelang dari orang Belanda,” tuturnya.
Ida mengatakan, jauh sebelum dipakai syuting film Si Kabayan, rumah tua tersebut juga sempat dijadikan lokasi syuting sinetron dan film lainnya, semacam Emas Putih, Kelabang Gendi, dan Pel Ajaib.
“Mungkin karena suasananya yang nyaman dan desain rumahnya cocok dijadikan untuk tempat syuting, jadi agak sering disewa,” terangnya.
Saat ini, rumah penuh cerita itu, hanya dijadikan sebagai tempat berkumpulnya keluarga besar di hari raya Idul Fitri dan Idul Adha.
“Paling dipakai untuk pertemuan keluarga saja karena lumayan banyak kalau semua kumpul,” bebernya.
Sebagai ahli waris Ida sendiri belum punya rencana merenovasi rumah tersebut. Selain memerlukan dana yang cukup besar, Ida beranggapan keaslian rumah warisan dari nenek moyangnya itu harus dipertahankan keasliannya.
Kendati begitu, dia mengaku tidak sedikit orang-orang yang tertarik dengan rumah miliknya itu. Bahkan, ada yang ingin membayar mahal untuk dijadikan rumah makan, toko dan lainnya.
“Lebih baik seperti ini, unik. Rumah jadi terlihat antik dan lebih memunculkan perasaan kangen zaman dulu. Jadi kita juga ingin ada kenang-kenangan. Saya juga enggak kepikiran mau dijual, karena ini kan warisan, jadi harus dijaga,” tutur Ida. (yan)