SOREANG – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bandung mencatat sudah 80 persen PNS dan ASN Pemkab Bandung yang sudah menjalani rapid test hingga swab test.
Kepala Dinkes Kesehatan Kabupaten Bandung, Grace Mediana menuturkan, jumlah ASN dan PNS Pemkab Bandung yang menjalani rapid test datanya digabung dengan lainnya dengan total sebanyak lebih dari 7.000 orang. Hasilnya, lebih dari 200 orang reaktif.
”Jadi datanya tidak dipisah-pisah. Digabung. Jadi saya tidak biss menyebut itu ASN atau PNS. Karens yang lebih dari 7000 itu totalnya. Dari jumlah itu yang reaktif 200 dari total yang kami tes. Nah, yang reaktif itu kemudian dilakukan swab test. Hasilnya 30 orang (ASN dan PNS) yang positif. 26 warga Kabupaten Bandung dan 4 orang warga Kota Bandung,” kata Grace di Soreang, Jumat (19/6).
Menurutnya, hasil swab test tersebut juga sudah dilaporkan ke Gugus Tugas Jawa Barat. Sehingga, data itu sudah masuk dalam catatan yang ada di aplikasi Pikobar. Ia mengatakan, uji rapid test hingga swab test terhadap ASN dan PNS di lingkungan Pemkab Bandung tersebut dilakukan sebagai tindak lanjut pencarian kasus Covid-19 atas instruksi dari Gubernur Jawa Barat selaku Ketua Gugus Tugas.
”Pencarian dengan rapid test ini dilakukan untuk mencari kasus dugaan orang dengan Covid-19. Sesuai instruksi Pak Gubernur pencarian harus 0,65 persen dari jumlah penduduk di suatu daerah,” tuturnya.
Selain PNS dan ASN, Dinkes Kabupaten Bandung juga melakukan rapid test hingga swab test di sejumlah pasar. Tak hanya itu, Dinkes Kabupaten Bandung juga beberapa kali diminta untuk melakukan rapid test secara di sebuah kelompok atau komunitas masyarakat. ”Yang terbaru kemarin-kemarin, kami juga melakukan rapid test kepada seluruh anggota DPRD dan karyawan Sekretariat DPRD Kabupaten Bandung,” jelasnya.
Grace menuturkan, pelaksanaan rapid test dan swab test secara berkelanjutan itu sebagai upaya mempersempit ruang penyebaran dan mempercepat menemukan kasus baru. Sehingga penularan maupun penyebaran Covid-19 bisa dicegah.
Sementara itu, untuk klaster penularan di Kabupaten Bandung, kata dia, dari 92 kasus yang positif hanya 7 pasien yang tertular dari transmisi lokal. Sisanya berasal dari transmisi dari luar Kabupaten Bandung. ”Jadi untuk transmisi lokal itu terjadi di internal. Semisal di keluarga,” tegasnya.