BALEENDAH – Dalam rangka reses masa persidangan III tahun 2019-2020, Wakil Ketua Komisi X DPR RI H. Dede Yusuf Macan Effendi melakukan kunjungan kerja ke sejumlah sekolah yang berada di wilayah, Kabupaten Bandung, Jumat (5/6).
Dede Yusuf mengatakan, kunjungan yang dilakukan bertujuan untuk melihat persiapan proses penerimaan peserta didik baru (PPDB) dan persiapan menghadapi new normal atau adaptasi kebiasaan baru (AKB) di masa pandemi covid-19. Menurutnya, dalam masa reses, pihaknya telah melakukan kunjungan ke setiap sekolah yang berada di Dapil II Jawa Barat, yakni kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat.
”Dimasa Pandemi Covid-19 ini, kami terus memberikan edukasi kepada warga untuk selalu menerapkan protokol kesehatan. Sebab, kesehatan merupakan hal yang paling penting. Maka dari itu, semua kebijakan termasuk di bidang pendidikan harus dibuat dengan memperhatikan kebersihan dan kesehatan, mulai lingkungan sampai tenaga pendidik. Karena, anak-anak merupakan salah satu kelompok umur yang rentan,” kata Dede Yusuf.
Menurut Dede, apabila daerahnya masih zona kuning maka pihaknya meminta kepada sekolah untuk melakukan pembelajaran secara daring atau pembalajaran jarak jauh (PJJ). Tetapi apabila sudah zona hijau maka di perbolehkan melaksanakan pembelajaran secara tatap muka, namum tetap menerapkan atau mengikuti protokol kesehatan.
”Pemerintah sudah mengumumkan bahwa akan menggelar proses belajar mengajarnya secara tatap muka tanggal 13 Juli, namun, apabila masih zona kuning, maka sekolah tahun ajaran baru tetap dilakukan dengan daring atau PJJ,” jelasnya.
Namun, lanjut Dede, pihaknya akan memastikan bagi sekolah yang berada di zona hijau dan menggelar proses belajar mengajarnya secara tatap muka pada tanggal 13 Juli mendatang. Harus melakukan simulasi terdahulu, sehingga tata cara pembelajaran akan mengikuti anjuran sesuai arahan kesehatan.
”Simulasi yang dilakukan diantaranya jumlah siswanya harus 30 persen, kemudian dilakukan shift. Siapa yang belajar di sekolah dan di rumah, termasuk lamanya waktu belajar juga harus disimulasikan, hal itu untuk mengantisipasi penyebaran korona di masa new normal,” tuturnya.
Dede menambahkan, apabila pembelajaran dilakukan secara PJJ atau daring. Pihaknya meminta kepada pemerintah daerah untuk memperhatikan sarana prasarananya agar tak memberatkan siswa dan orang tuanya. ”Meski pembelajaran dilaksanakan secara daring atau PJJ, tetapi sarana prasarananya tetap harus di perhatikan. Untuk mendorong, kebutuhan sarana IT sekolah, kami juga memberikan bantuan IT ,” pungkasnya.(adv/yul/rus)