Dengan kondisi ketidak mampuan tersebut, Eti berharap ada perhatian khusus dari pemerintah. Untuk bisa menggantikan BPJS yang dimilikinya menjadi PBI, sebab jangankan untuk bayar iuran. Untuk biaya selama anaknya menjalani pengobatan masih kebingungan.
” Yang saya pikirkan dan yang membuat saya berat itu biaya depannya, seperti kemoterapi dan lain-lain. Perjalanan ke rumah sakit juga jauh sehingga perlu biaya banyak. Bantuan alhamdulillah ada, seperti sembako, ada juga bantuan dari lingkungan sekitar, dari desa juga ada bantuan mobil desa, jadi kalau berobat lebih mudah. Selama berobat lumayan sudah agak besar, gak kehitung karena nyicil, mungkin sudah habis sekitar Rp10 jutaan,” ujarnya.
Menanggapi hal tersebut, Camat Ciwidey Karyadi Raharjo, mengatakan bahwa pihaknya akan berupaya untuk kesembuhan Sopian, utamanya terkait biaya pengobatan. ”Kita akan melayangkan surat secara resmi rekomendasi dimulai dari RW, Desa hingga Camat. Agar orang tua Sopian bisa mendapatkan BPJS PBI, karena memang kondisi keluarga perlu bantuan,” katanya.
Menurut Karyadi, Pihaknya akan menugasi pejabat khusus untuk mengawasi pengobatan Sopian. Selain itu, Ia juga berjanji akan mengawal terus proses pengobatan dari awal hingga benar-benar sembuh. ”Kita juga akan kawal hingga pasca pengobatan. Jika pada akhirnya Sopiam harus diamputasi, kita akan upayakan kaki palsunya,” pungkasnya. (yul/rus)