CIMAHI – Lahan pertanian yang serba terbatas membuat Dinas Pangan dan Pertanian Kota Cimahi mulai beralih menggalakan budidaya tanaman hidroponik. Sejak dua tahun terakhir, media tanam dengan metode hidroponik itu terus digalakan kepada para petani melalui kelompok atau komunitas seperti Kelompok Wanita Tani (KWT).
Kepala Bidang Pertanian pada Dinas Pangan dan Pertanian Kota Cimahi, Mita Mustikasari mengakui, salah satu alasan pihaknya mengembangkan tanaman hidroponik adalah terbatasnya lahan pertanian di Kota Cimahi.
“Dua tahun ke belakang sudah kita mulai sosialisasikan kepada masyarakat melalui kelompok tani,” kata Mita saat dihubungi, Senin (11/5).
Baca Juga:Pencairan THR PNS di Cimahi Tunggu Aturan dari PusatTebing Setinggi 100 Meter di Area Pertambangan Cipatat Ambruk
Dalam dua tahun terakhir, kata Mita, memang baru ada lima KWT yang baru difasilitasi sarana pembelajaran budidaya hidroponik. Namun ke depan, pihaknya menargetkan semua kelompok tani bisa beralih ke media tanam hidroponik.
“Ada 5 KWT yang baru difasilitasi sarana pembelajaran hidroponik. Pengennya 24 (jumlah total KWT di Cimahi), kita bertahap ingin semua bisa aktif,” ujar Mita.
Ada dua jenis tanaman horikultura, yakni sayuran dan buah-buahan yang kini tengah dikembangkan Dinas Pangan dan Pertanian serta para kelompok tani melalui media hidroponik.
“Ada sosin, kangkung, pagoda, batterhead, bayam,” ucap Mita.
Media tanam hidroponik merupakan kegiatan bercocok tanam yang dilakukan tanpa tanah melainkan air yang mengandung nutrisi-nutrisi yang baik untuk pertumbuhan tanaman. Peralatan yang digunakan pun cukup sederhana, yakni bisa menggunakan porus seperti sterofoam dan pasir.
Dijelaskan Mita, selain dianggap mudah dan simpel, budidaya tanam hidroponik juga memiliki beberapa keuntungan dibandingkan menggunakan media tanah. Di antaranya masa tanam yang lebih pendek, yakni 25-30 hari.
“Kalau harga jual tanaman hidroponik itu lebih mahal. Bisa dua kali lipat dari tanaman menggunakan media tanah,” kata.
Ia mencontohkan harga sayuran jenis kangkung. Biasanya, kata Mita, satu ikat kangkung hanya dijual Rp 2 ribu. Tapi hasil panen kangkung menggunakan media hidroponik itu bisa naik menjadi Rp 7 ribu.
Baca Juga:Belasan Tenaga Medis di RSUD dan Puskesmas KBB Reaktif Corona Virus Hasil Rapid TestPengrajin di Cipongkor Mengeluh, Penjualan Kolang Kaling Turun Akibat Wabah COVID-19
“Kalau hasil tanam dari hidroponik itu dijualnya di pasar modern. Pengemasannya itu kan lebih baik, jadi harga jualnya juga lebih tinggi,” kata Mita.
