Isolasi Usai Pulang dari Arab, Pemprov Fasilitasi 86 WNI di Cimahi

“Lalu kami melakukan pengecekan suhu tubuh oleh petugas bandara. Alhamdulillah kami suhu tubuh normal, sehingga tidak ada pemeriksaan lanjutan,” tambahnya.

Setelah pengecekan imigrasi dan pengambilan bagasi, Jaka langsung memasuki bis yang disediakan Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar dengan menerapkan physical distancing. Kemudian, ia berangkat menuju Gedung BPSDM Jabar.

“Satu kamar satu orang. Peralatan mandi, handuk, baju ganti, diberikan secara cuma-cuma. Dan kami diberikan kertas berisi petunjuk selama berada di sini,” ucapnya.

“Sangat terlihat keseriusan Pemda Provinsi Jabar dalam memerangi COVID-19 ini. Kami ucapkan terima kasih kepada Pemda Provinsi Jabar beserta jajarannya,” imbuhnya.

Sementara, Direktur Rumah Sakit Kesehatan Kerja (RSKK) dr. Rd. Vini Adiani Dewi yang menangani perawatan di BPSDM berujar, pihaknya telah menyiapkan fasilitas kamar yang dilengkapi kebutuhan-kebutuhan pribadi untuk semua peserta isolasi, termasuk kebutuhan pangan.

“Kami sudah menyiapkan kamar yang di dalamnya sudah berisi segala macam kepentingan pribadi, termasuk alat kebersihan pribadi, dan setiap hari kami berikan makanan untuk buka (puasa), sahur, makan pagi dan makan siang (bagi yang tidak berpuasa), kami sudah sediakan semuanya,” kata Vini.

Vini menyebutkan, seluruh peserta isolasi akan menjalani tes swab (usap) atau uji metode Polimerase Chain Reaction (PCR) untuk memastikan ada tidaknya virus SARS-CoV-2 itu pada hari Minggu (3/5).

“Kami akan lakukan pemeriksaan swab kepada seluruh tenaga kerja yang baru pulang dari luar negeri tersebut,” ucap Vini. “Semua kami lakukan swab besok (kemarin), di tempat yang sama di sini (BPSDM),” tambahnya.

Terkait penanganan lebih lanjut, Vini mengatakan bahwa hasil tes swab akan menentukan langkah perawatan yang akan diberikan kepada masing-masing peserta isolasi.

Jika hasilnya positif, maka peserta isolasi akan ditempatkan sesuai dengan protokol yang berlaku. Sedangkan jika hasilnya negatif, peserta isolasi diperbolehkan pulang setelah menjalani karantina selama 14 hari.

“Ketika swab-nya nanti negatif, maka selama dua minggu akan kami isolasi di sini, dikarantina di sini,” ujar Vini.

“Tetapi kalau misalnya nanti swab-nya positif, maka protokol terapinya akan berbeda. Jadi tergantung kondisi peserta karantinanya,” tandasnya. (mg1/drx)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan