Untuk itu, saya mengimbau kepada semua pihak agar jangan sampai upaya pemerintah sia-sia. Kalau tidak ada kesadaran dari semua pihak, perekonomian kita akan hancur. Masjid-masjid takkan lagi melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur’an yang indah dan sejujurnya negara kita akan hancur jika tidak ada kesadaran dari semua pihak.
Hal ini diperlukan internalisasi penguatan pendidikan karakter yang utuh kepada masyarakat, terutama kepada peserta didik melalui keterlibatan trisentra pendidikan. Jujur, dengan diam di rumah, bagi pihak sekolah adalah hal yang sangat memprihatinkan, termasuk bagi saya sendiri. Saya merasa sedih, apalagi pada Ramadan kali ini. Biasanya kami bersama-sama menyambut datangnya bulan suci Ramadan dengan penuh suka cita, melakukan kegiatan Smartren bersama, buka bersama serta tarawih dan mabit bersama. Namun, kini kegiatan itu hanya bisa dipantau melalui foto, video atau daring.
Jadi intinya, saat stay at home, penguatan pendidikan karakter harus benar-benar dipraktikkan di rumah dengan pemantauan terus-menerus dari pihak guru/sekolah. Selanjutnya, juga perlu diberikan penguatan pendidikan karakter atau penyadaran terhadap masyarakat dari pihak-pihak terkait tentang pencegahan atau cara memutus rantai penyebaran wabah Covid-19 berskala besar dengan mengikuti anjuran pemerintah.
Demikian sekelumit artikel saya tentang “Internalisasi Penguatan Pendidikan Karakter” di tengah merebaknya wabah Covid-19. Semoga berkenan di hati semuanya. Terima kasih. (dsdkjbr/tur)