BANDUNG-Bebas biaya kuliah atau SPP untuk mahasiswa semester akhir terus menjadi sorotan semua elemen masyarakat. Pengamat Kebijakan Pendidikan Cecep Darmawan mengatakan, bebas biaya SPP untuk mahaiswa semester akhir itu sudah selayaknya diterapkan oleh semua perguruan tinggi khususnya Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Baik untuk mahasiswa yang sedang mengerjakan tugas akhir skripsi, tesis maupun disertasi.
“Saya kira kebijakan seperti yang diterapkan di Unpad harus ditarik menjadi kebijakan nasional,” ujar Cecep, yang juga Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), kepada Jabar Ekspres, Jum’at (24/4).
Diketahui, Universita Padjadjaran (Unpad) secara resmi telah membebaskan biaya kuliah untuk mahasiswa yang sedang menyelesaikan tugas akhir. Baik jenjang S1, S2, maupun S3. Sementara kampus lainnya seperti UPI, rencananya hanya memberikan keringan biaya kuliah bagi mahasiswa yang terpapar Covid-19, yang saat ini keputusannya masih menunggu SK Rektor UPI.
Kembali Cecep menjelaskan, bahwa dirinya memahami bagaimana susahnya melakukan sebuah penelitian kendati semua sudah serba online namun efektifitas dan kualitas dari penelitian itu juga sangat dipertanyakan.
“Apalagi mahasiswa yang sedang menyusun skripsi meskipun online tapi kendala pasti tetap ada , meski bimbingan saja saat ini sudah daring bagian dari upaya pasti kendala teknis juga pasti ada,”ungkapnya.
Cecep mendorong, agar semua perguruan tinggi membebaskan biaya kuliah bagi mahasiswa semester akhir di tengah pandemi Covid-19 saat ini. Tak Unpad, bahkan ia mendorong agar kebijakan tersebut diadopsi oleh pemerintah pusat.
“’Kan bisa saja pembiayaan semester sebelumnya digeser ke semester tambahan itu, tetapi kebijakan ini harus dari pusat sehingga bisa dikritisi misalnya terjadi ketidak sesuain, misalkan ada kampus masih menarik SPP, kalau sekarang belum seperti itu hanya semua dikembalikan kepada kampus masing-masing,” katanya.
Menurut dia, bebas SPP sangat membantu dan dibutuhkan para mahasiswa itu dengan kondisi saat ini. Hal itu kata dia, terdapat sisi kemanusiaan yang harus diperlihatkan pihak kampus.
“Prinsipnya tidak boleh memberatkan atau mempersulitkan mahasiswa dan kampus harus memfasilitasi mahasiswa, kalau UPI ‘kan selama daring mahasiswa diberikan kuota internet, tapi ini sajakan masih ada kendala karena tersebar di berbagai daerah sebagian jaringannya sangat jelek, ini teknis harus dihadapi juga,”pungkasnya. (mg2/tur)