BANDUNG – Setiap kabar terbaru dari pandemi virus Korona, memang menimbulkan kekhawatiran setiap harinya. Bukan hanya karena jumlah korban yang terus meningkat, tapi gejalanya pun juga semakin bermacam-macam.
Bahkan, studi terbaru mengklaim virus Korona bisa menyebabkan kerusakan pada alat kelamin pria. Benarkah demikian?
Seorang pria 42 tahun dinyatakan positif terkena virus Korona setelah melakukan pengecekan akibat merasakan sakit pada alat kelaminnya.
Dirinya melaporkan, tidak ada gejala batuk atau sesak napas, tapi dia memang mengalami demam yang hilang timbul dalam beberapa hari terakhir.
Awalnya dokter memintanya untuk pergi ke rumah sakit lain untuk pemeriksaan alat kelaminnya. Namun, setelah alat kelaminnya kembali normal, dia didiagnosis menderita pneumonia tidak lama setelah melakukan CT scan.
Para ahli dari kedokteran Harvard tidak mengatakan bahwa rasa sakit pada alat kelamin pria selalu menjadi gejala virus Korona. Namun, mereka memperingatkan akan ‘gejala tidak biasa’ dari Covid-19, salah satunya berdampak kerusakan dan rasa sakit pada alat kelamin pria.
Laporan kasus tersebut diikuti oleh kekhawatiran para ilmuwan di Tiongkok, yang pada Februari mengklaim virus Korona dapat menyerang organ reproduksi pria.
Virus ini berhubungan dengan sel-sel yang menumpuk di alat kelamin pria dan dapat menyebabkan kerusakan jaringan, sebut para peneliti yang masih berspekulasi.
Akan tetapi, para ahli lain mengatakan, para pria tidak perlu terlalu khawatir tentang alat kelamin mereka di tengah pandemi sampai ada penelitian yang benar-benar membuktikan akan hal itu.
Meski begitu, para peneliti dari Rumah Sakit Tongji di Wuhan, mendesak pasien pria coronavirus untuk menguji kesuburannya setelah mereka pulih.
Dikutip dari Metro UK, sebuah studi tentang kerusakan alat kelamin pria akibat virus corona telah dibagikan di media sosial Tiongkok.
“Infeksi virus Korona yang menyebabkan kerusakan paru-paru dan sistem kekebalan tubuh juga bisa menyebabkan dampak pada alat kelamin pria. Oleh karena itu, saya beserta dengan tim peneliti lainnya mengingatkan bahwa pasien pria yang sembuh dari virus Korona harus menjalani tes kesuburan, ” ujar Profesor Li Yufeng sebagai pemimpin penelitian tersebut.