Pastikan Proses Pemakaman Penderita Covid-19 Sudah Melalui Protokol

”Memang lebih ke melawan diri sendiri itu yang membe­ratkan. Pertama pemakaman itu takut, jarak dua hari kepi­kiran terus mau pulang ke rumah juga takut, masih kaget kalau mau nyamperin orang juga takut. Tapi setelah bebe­rapa hari kemudian baru tenang dan dipikir-pikir kita juga se­bagai muslim masih ada Allah dan dijaga imun kita tetap kuat. Sudah dites, alhamdulil­lah negatif,” bebernya.

Beni menerangkan, untuk penguburan jenazah yang terkena virus corona ini para petugas kini dilengkapi dengan Alat Pelindung Diri (APD). Prosedur keamanan juga kembali diterapkan setelah proses pemakaman selesai.

”Sekarang dikasih hands­anitizer, pakai kacamata, pa­kai baju hazmat itu didobel lagi dua lapis sama jas plastik. Kalau sudah beres langsung disemprot lagi. Kalau sudah beres tinggal disimpen,” je­lasnya.

Dalam satu kali proses pe­makaman, sambung Beni, biasanya dikerjakan maksimal oleh 18 orang. Yakni terdiri dari petugas gali kubur yang maksimal sebanyak 12 orang kemudian ada petugas angkut sebanyak enam orang.

”Kadang ada pendamping juga kan kalau pemakaman izin ke camat, lurah dan ada warga setempat juga. Sama suka ada dari polsek dan koramil. Kalau keluarga pas pemakaman suka ada bebe­raapa orang,” ungkapnya.

Beni bersama petugas pe­makaman lainnya akan tetap bersiaga untuk melayani pen­guburan jenazah yang terjang­kit virus corona.

Menurutnya, jenazah terin­feksi Covid-19 tidaklah menge­rikan seperti yang merebak melalui media sosial, sekali­pun tetap harus disikapi dengan kewaspadaan. ”Kita akan selalu siap 24 jam pokoknya kalau dibutuhkan. Bagi kit amah ya ini buat tambahan ibadah aja,” katanya menutup perbin­cangan.(rls/ziz)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan