Yurianto mengatakan uang bukan media utama penyebaran virus COVID-19. Namun ia menegaskan masyarakat harus menekankan pentingnya mencuci tangan.
“Tidak harus uang. Saya pegang pulpen usai bersin, kemudian pulpennya diberikan ke orang lain, orang itu pegang hidung dan makanan sebelum cuci tangan, maka kena (tular) juga,” katanya.
Meski demikian, salah satu usaha Pemerintah dalam mengurangi penyebaran COVID-19 adalah dengan mengarantina uang. Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Onny Widjanarko mengatakan untuk pengisian mesin-mesin ATM, akan diisi dengan uang baru.
“Uang yang masuk ke BI kami masih karantina (selama) 14 hari. Kami utamakan saluran uang baru. Demi keamanan dan keselamatan, disarankan masyarakat gunakan uang elektronik, internet banking, mobile banking dan QRIS,” ucapnya.
Hal itu ia anggap sangat selaras dengan situasi saat ini karena banyak masyarakat bekerja dan tinggal di rumah.
“Jadi dengan gunakan empat hal yang saya sebutkan, berarti kita semua telah turut berpartisipasi menanggulangi penyebaran COVID-19,” imbuhnya.
Jika masa karantina uang rampung, kata dia, uang bisa diedarkan ke masyarakat. Karena BI memiliki cukup stok uang baru, maka itu yang kini beredar.
“Untuk keamanan dan keselamatan masyarakat, yang baru diedarkan sesuai kebutuhan,” ujarnya. (gw/fin)