“Dengan MASKARA, aparatur desa berkolaborasi dengan pihak kepolisian setempat menyosialisasikan pencegahan COVID-19 dengan berkeliling. Kemudian, MASKARA bisa digunakan untuk mengangkut alat penyemprot disinfektan,” tambahnya.
Dalam pencegahan penyebaran COVID-19, aparatur desa berperan penting. Maka itu, Dedi meminta semua aparatur desa bergerak cepat dan secara konsisten menyampaikan informasi yang dibutuhkan masyarakat, supaya tidak ada hoaks yang kerap meresahkan masyarakat di desa.
“Pencegahan penyebaran jangan sampai terus meluas, karena ini bukan kondisi akhir, kondisi ini baru kita perkirakan lonjakan di bulan April. Maka, antisipasi perlu dilakukan dari sekarang, termasuk di seluruh desa di Jabar,” ucap Dedi.
Kepala Desa Pangauban, Kecamatan Cisurupan, Kabupaten Garut, Dede Kusdinar, bergerak cepat melindungi masyarakatnya dari COVID-19 dengan mengikuti semua imbauan pemerintah.
“Penyemprotan disinfektan dilakukan, alat cuci tangan kami sediakan di beberapa tempat. Mendata masyarakat yang pulang kampung, dan mengarahkan mereka untuk isolasi diri. Jangan berinteraksi dengan masyarakat lain dulu,” katanya.
“Untuk melaksanakan itu, kami bekerja sama dengan Ketua RT, Ketua RW, Babinsa, dan Babinkamtibmas. Kemudian, layanan Puskesmas dibuka 24 jam,” imbuhnya.
Menurut Dede, hal tersulit yang mesti ia lakukan adalah meminta masyarakat untuk tetap tenang dan tidak panik. Terutama bagi keluarga pemudik yang diminta melakukan isolasi mandiri selama 14 hari.
“Kami jelaskan bahwa isolasi bukan berarti positif. Tapi, untuk memastikan, dia datang ke desa dalam keadaan sehat. Sebagai pencegahan penyebaran. Kami menyosialisasikan bagaimana sosial distancing. Imbauan untuk menghindari kerumunan terus kami berikan kepada masyarakat,” ucapnya. (*)