BANDUNG – Buntut dari wabah virus corona (Covid19) memiliki dampak signifikan terhadap melambatnya pertumbuhan ekonomi. Meski belum berpengaruh besar, daya beli masyarakat terhadap produk dirasakan berkurang.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bandung, Aris Budianto mengatakan, berdasarkan data sensus rata-rata pertumbuhan ekonomi kota Bandung masih paling tinggi se Jawa Barat yaitu 6,79 persen.
Namun, kondisi ini lebih rendah jika dibandingkan dengan laju pertumbuhan ekonomi pada 2019 dan 2018 lalu yang mencapai 7 persen.
’’Indikasi keterlambatan itu, berdasarkan pengecekan data harga selama seminggu terakhir mengalami kenaikan,’’kata dia.
Aris menilai, jika berlanjut, kondisi ini akan berdampak pada inflasi. Untuk itu perlu strategi shock ekonomi sebagai langkah taktis untuk perputaran ekonomi.
Perlambatan ini akan terasa jika tiga bulan kedepan wabah virus korona belum tertangani oleh pemerintah. Meski, Bank Indonesia selaku pengendali moneter dan fiskal mengeluarkan kebijakan.
“Kalau selama dua hingga tiga bulan itu tidak ada pemulihan maka akan berdampak signifikan, tapi sejauh ini aktivitas masyarakat masih seperti biasa,’’kata dia.
Sementara itu, meski ada kenaikan juga, untuk tingkat Inflasi di Kota Bandung sendiri masih dalam status terkendali sebesar 2,9 persen.
“Artinya kalau angka masih di kisaran itu di bawah 3 persen atau 2,9 persen masih cukup baik,”jelasnya. (mg2/yan).