BANDUNG – Sarana dan prasarana merupakan salah satu faktor penunjang bagi keberlangsungan kegiatan belajar mengajar di sekolah. Mulai dari ruang kelas, lapangan, laboratorium, dan sebagainya. Hal tersebut juga disadari oleh SMPN 8 Bandung sebagai salah satu instansi pendidikan.
Menurut Humas SMPN 8 Bandung, Cucu Hayati, keurangnya fasilitas khususnya ruangan kelas menyebabkan sekolah ini harus membagi jadwal belajar siswa menjadi dua bagian. Hal tersebut dilakukan mengingat adanya keterbatasan fasilitas yakni ruang kelas.
“Ada bagian pagi, itu mulai jam 06.30 sampai dengan 12.20 WIB. Setelah itu langsung ada bagian siang, sampe terakhir jam 17.40 WIB,” ujar Cucu kepada Jabar Ekspres, Senin (9/3).
Pembagian jadwal ini berlaku untuk kelas tujuh sampai sepuluh dengan beberapa ketentuan. Kelas sembilan diberikan jadwal pagi, sedangkan kelas tujuh diberikan jadwal siang.
Untuk kelas delapan, jadwal pagi diberlakukan untuk kelas A, B, C, dan D pada semester satu. Sedangkan semester berikutnya, kelas tersebut harus bertukar jadwal dengan kelas E, F, G, H yang diberikan jadwal siang pada semester satu.
Senada dengan Cucu, Kesiswaan SMPN 8 Bandung, Dian Andry Rosdiana mengatakan salah satu faktor keberhasilan sekolah juga ditentukan oleh keadaan sekolah yang berkaitan dengan sarana.
“Mudah-mudahan dari pemerintah ada solusinya. Seperti bagaimana, apakah memang mungkin bisa kita pindah lokasi atau barter misalkan. Karena tidak mungkin kalau ada perluasan lahan,” ujarnya.
Sekolah yang memiliki luas 1980 M2 ini terletak di Jalan Alun-alun Utara, No. 211B Ujung Berung, Kota Bandung. Dian mengungkapkan sejak dibangun pertama pada 1962, sekolah ini sudah memberlakukan sistem pergantian jadwal siswa masuk sekolah.
“Kita sudah beberapa kali mengajukan, tapi ya masih belum ada solusinya. Bisa kita memang jadwalnya disatukan, tapi tentunya akan mengurangi rombongan belajar. Tapi tidak memungkinkan, mengingat pendaftar ke SMPN 8 setiap tahunnya selalu banyak,” tandasnya. (mg7/yan)