BANDUNG – Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil (KUK) Jawa Barat Kusmana Hartadji mengatakan bahwa adanya virus corona tidak terlalu berdampak pada pelaku UMKM lokal di Jabar.
“Jadi sebetulnya, tidak signifikan pengaruhnya, kemarin saya ke Soreang terus menghubungi beberapa pelaku UMKM di Jabar, terkait dengan dampak corona ini khususnya pelaku bahan baku impor terutama alas kaki dan fashion tidak terlalu terkendala,” kata Kusmana Hartadji kepada Jabar Ekspres, Bandung belum lama ini.
Disamping itu, Kadis yang akrab di sapa Pak Tutus itu mengatakan bahwa bagi pelaku UMKM di bidang bahan impor alas kaki dan fashion sebetulnya sudah ada stok digudang-gudangnya untuk kebutuhan lebaran nanti.
“Saya punya data dari Bank Indonesia bahwa memang import dari Tiongkok itu cukup besar 23% kalau ekspor kita kan hanya 50%, saya punya data dari BI terbaru terkait dengan ekspor-import nya dari tiongkok. Jadi sebetulnya nanti barangkali import nya yang nanti berkurang dari sana,” kata pak Tutus.
Dijelaskan pak Tutus, dampak ekonomi dari merabaknya wabah virus corona jangan sampai dijadikan masalah bagi pelaku UMKM. Pasalnya, kondisi tersebut harus dilihat dari peluang emas untuk merebut pasar yang selama ini di kuasai impor.
“Dengan anjloknya impor produk dari Tiongkok, pasar produk lokal bisa berkembang, bukan hanya di pasar dalam negeri, tapi luar ekspor,” jelasnya.
Untuk UKM sambungnya, sebetulnya ada segi-segi yang memberikan peluang bagaimana produk-produk domestik dapat menguasai pasar.
“Yang sekarang jadi problem apakah konsumsi masyarakat juga terpuasi? saya kan tidak tau menilainya dari mana. Namun dengan pembatasan-pembatasan ini sebetulnya bisa jadi peluang menggantikan dari sisi produk yang selama ini adalah import dari tiongkok dan ini adalah peluang besar kalau memang bisa dimanfaatkan oleh UKM-UKM kita,” sambungnya.
Menurutnya, jika pelaku UKM nya canggih pasti bisa menjadi peluang. Pasalnya, selama ini memang di produk-produk lain kan tidak berpengaruh sebetulnya, sehingga memberikan market share untuk wilayah-wilayah Indonesia
“Jadi kita memanfaatkan produk produk sendiri karena memang diyakini bukan diyakini karena kita juga punya progran ukm juara produknya jugakan sudah bisa bersaing dengan produk produk dari luar,” paparnya.