BANDUNG – Kota Bandung menempati urutan ke 23 dari 27 daerah di Jawa Barat (Jabar) dalam prilaku Open Defecation Free (ODF). Terlebih 200 ribu Kartu Keluarga (KK) di Kota Bandung masih buang air besar sembarangan.
Ketua Forum Bandung Sehat (FBS) Siti Muntamah Oded mengatakan, setiap orang melakukan Buang Air Besar (BAB) sebanyak 200-300 gram perhari. Jumlah ini sama dengan sebanyak 5 ton perhari tinja dibuang ke selokan dan sungai.
Bahkan, dari 151 Kelurahan yang ada di Kota Bandung, Kecamatan Sumur Bandung menjadi kecamatan tertinggi yang melakukan prilaku ODF.
“Jadi, kita bisa bayangkan, sekarang di Kota Bandung dengan udara kotor seperti ini, sampai dikenal kota bandung itu adalah kota jorok, Kemenkes saja tidak mau datang ke Kota Bandung,”bebernya.
Dia menilai, salah satu dampak buruk dari prilaku ODF yaitu tercemarnya lingkungan, sehingga menimbulkan banyak penyakit menular seperti diare bahkan stunting.
“Kalau kita lihat tren, itu kalau diare selalu ada di Kota Bandung. Trennya di 11 ribuan pertahun, artinya angka itu adalah angka yang cukup besar karena diare itu salah satu penyebabnya adalah kurangnya akses terhadap air minum yang sehat,” tuturnya.
Selain Diare, prilaku ODF juga menjadi penyebab terjadinya stunting. Ditambah, pola hidup bersih khususnya Ibu hamil masih kurang karena lingkungannya saja kotor.
’’Misalnya, airnya kotor, tercemar lingkungannya, udaranya juga, akan berpengaruh terhadap tumbuh kembang janin,’’kata dia. (mg2/yan).