Seperti yang kita tahu, ‘Mamba Mentality’ merupakan semangat yang ditanamkan Kobe untuk selalu mengejar potensi terbaik melalui kerja keras, keputusan cerdas, dan tidak pernah beralasan.
Di akhir latihan, Quintero mengatakan skuad All-Star 2019 ini memiliki potensi yang luar biasa. Hanya saja mereka harus terus diasah soal fundamental basket. “Mereka harus serius dan disiplin dengan detail-detail soal fundamental basket. Kalau itu dilakukan terus saya yakin mereka punya potensi yang luar biasa ke depannya,” ujarnya.
Quintero mengatakan, materi latihan yang diberikan pada anak-anak tadi lebih pada membiasakan mereka disiplin pada detail-detail fundamental basket. Di antaranya ball handling, passing, shooting, movement, dan spacing. “Semua itu tadi saya kombinasikan dengan teknik transisi saat defence maupun offence,” ujar Quintero.
Setelah berlatih selama lebih kurang 3 jam. Anak-anak All-Star langsung melakukan scrimmage game dengan tim basket lokal di lapangan Mamba Sports Academy. Setelahnya anak-anak melakukan recovery session. Kemungkinan recovery session ini dibagi dalam dua grup. “Semoga anak-anak sudah siap 100 persen. Sebab mereka juga sudah melakukan recovery setelah menempuh perjalanan udara yang cukup jauh dari Surabaya ke LA,” ujar coach Cahyandri, salah satu pelatih tim putra All-Star 2019.
DBL Indonesia sendiri sudah tiga tahun ini membawa anak-anak All-Star berlatih ke Mamba Sports Academy. Beberapa nama yang musim lalu masuk skuad Honda DBL Indonesia All-Star 2018 seperti Andreas Marcellino Bonfilio, Fernando Manangsang, dan Julian Alexandre Chalias sudah pernah merasakan kerennya latihan di Mamba Sports Academy.
Mamba Sports Academy merupakan pusat pelatihan olahraga yang dirancang untuk dewasa maupun anak muda. Di tempat ini, pengelola menciptakan lingkungan olahraga yang multi-platform. Mereka merancang program-program pelatihan agar bisa mengembangkan seorang atlet hingga potensi puncaknya. (*)