BANDUNG – Pemerintah daerah provinsi Jawa Barat (Pemdaprov) mengklaim dalam kurun waktu 12 bulan, status desa sangat tertinggal di Jabar sudah tidak ada lagi.
Gubrnur Jawa Barat ridwan Kamil mengaku, pada awalnya jumlah desa sangat tertinggal ada 48 desa. kini sudah nol. Kemudian untuk desa berstatus tertinggal jumlahnya 326. Sedagkan sebelumnnya berjumlah 929.
’’ Nah untuk desa berkembang awalnya berjumlah 3.600 desa saat ini meningkat menjadi 3.656 desa,’’ucap Emil ketika ditemui usai pelantikan kepengurusan Apdes wilayah Jabar, Selasa, (18/2).
Selain itu, untuk desa maju meningkat dua kali lipat dari 695 menjadi 1.232 desa. Kemudian desa mandiri dari 37 menjadi 98 desa.
Menurutnya, lompatan-lompatan status desa tersebut tak lepas dari efektivitas sejumlah program dan inovasi Pemda Provinsi Jawa Barat yang berbasis perekonomian desa. Seperti program OVOC (One Village One Company), Desa Digital, OPOP (One Pesantren One Product), Sadesha (Satu Desa Satu Hafidz), Kredit Mesra, Mobil Maskara untuk desa mandiri, hingga Sapa Warga.0
“Kita punya program satu desa satu perusahaan, tidak boleh ada desa di Jabar yang tidak punya bisnis dan usaha. Dua, program desa digital, membangun pusat digital desa dimana balai desanya dilengkapi komputer dan internet untuk jualan online. Tiga, satu pesantren satu produk karena pesantren banyaknya di desa, kini 1.200 pesantren sudah kita modali dan sekarang sudah punya pabrik roti, sabun, online pertanian dan lainnya. Kemudian satu desa satu hafidz, kredit mesra, mobil maskara,” terangnya.
Terkait program OVOC, Pemda Provinsi Jawa Barat pada tahun lalu sudah mengirimkan 110 anak muda lulusan terbaik perguruan tinggi ke desa-desa. Mereka harus memiliki empat nilai yaitu kompetensi, kejuangan, kerakyatan dan keikhlasan.
“Tahun ini kita kirim lagi 300 orang patriot desa, yang akan tinggal di desa satu sampai dua tahun, kerjanya hanya satu membangun start up,” ujar Emil. (mg1/yan)