BANDUNG – Puluhan warga menggunduli kepalanya di Taman Dewi Sartika Balai Kota Bandung, Minggu (16/2). Aksi menggunduli kepala tersebut merupakan bentuk dukungan kepada para anak-anak penderita kanker, sekaligus dalam rangka memperingati Hari kanker anak.
Ketua Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Kota Bandung, Siti Muntamah Oded, mengapresiasi seluruh stakeholder yang telah memberikan dukungan kepada para penderita kanker khususnya anak-anak.
”Bagaimana pun yang terkena kanker harus didukungan dengan kepedulian. Kesembuhan adalah cita-cita bersama, tetapi tentu saja dengan usaha yang bisa dilakukan semua,” kata perempuan yang kerap disapa Umi ini, disela-sela aksi.
Umi mengungkapkan, sejauh ini pihaknya terus berusaha mensosialisasikan soal kanker, khususnya kanker terhadap anak. Salah satu upaya pencegahan kanker yaitu demgan pola hidup sehat.
”Hidup sehat sangat penting. Ketika ada anggota keluarga atau warga Bandung yang terkena kanker, hadirkan kepedulian. Tidak panik kemudian cari tahu dan berobat,” ungkapnya.
Sementara itu terkait penanganan kanker, menurutnya, Jawa Barat sudah menyediakan layanan unit untuk kanker di Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan. Layanan unit di rumah sakit tersebut perlu mengacu kepada layanan di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) agar pelayanan khususnya kepada kanker lebih baik.
”Jabar sudah sediakan unit layanan khusus kanker di Rumah Sakit Al Ihsan,” terangnya.
Sementara itu, Ketua Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia (YKAKI) Cabang Bandung, Ina Lintang merasa bangga karena tahun ini diselenggarakan di Taman Kota. Sebab, dia yakin Taman Kota sangat pas bagi anak-anak agar bisa bermain.
”Spesial tahun ini lebih membumi ada di Taman Kota sebelumnya hanya di Mall. Didukung juga oleh Umi oded luar biasa, ini membumi,” tuturnya.
Dia menjelaskan, kunci untuk sembuh dari kanker adalah pengobatan yang rutin dan tepat.
”Kuncinya sembuh berdasarkan pendamping itu taat dalam pengobata. Itu 2-3 tahun prosesnya panjang. 5 tahun dinyatakan sembuh ketika mereka bisa ‘survive’. Ada yang sudah sembuh, ada yang sudah kuliah bahkan kerja. Intinya, keberlangsungan anak-anak bisa melanjutkan kehidupan normal,” tandasnya.