NGAMPRAH– Sejumlah siswa laki-laki di salahsatu Madrasah Tsanawiyah (MTs) di Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) menjadi korban asusila dari salah seorang oknum pegawai pembantu di sekolah.
Oknum pegawai tersebut diketahui berinisial SR,24. Dia mengirimkan pesan ajakan masturbasi kepada para siswa tersebut melalui grup WhatsApp (WA) pada bulan Desember 2019.
Kasus itu terungkap setelah salah seorang orangtua siswa membaca isi pesan di grup WA anaknya dan langsung melaporkannya kepada pihak sekolah.
Ketua Yayasan, Setiawan Moestaman, membenarkan hal tersebut. Dia menyatakan, SR sudah dipecat dari pekerjaannya sejak bulan Januari lalu.
“Dia sudah tidak bekerja di sini, memang benar dia mengirim pesan tak senonoh kepada siswa. Tapi belum sampai ke tindakan fisik atau pencabulan baru sekadar ajakan,” kata Setiawan saat ditemui, Selasa (4/2).
Dia menerangkan, SR merupakan alumni angkatan ke-2 di sekolah itu. Setelah lulus, dia dipekerjakan oleh pihak sekolah selama sekitar satu tahun sebelum akhirnya dipecat.
“Daripada nongkrong gak jelas, lebih baik kami ajak dia bantu mengurus sekolah. Tapi ternyata dia malah berbuat seperti itu, ya jelas mengecewakan kami,” katanya.
Setiawan mengaku, kasus ini awalnya berakhir damai setelah kedua belah pihak bertemu dengan dimediasi pihak desa, Bhabinkamtibmas dan Bhabinsa pada 23 Januari 2020 dengan dibuatkan surat pernyataan. Namun belakangan, salah satu orangtua berencana akan melaporkan kasus ini kepada kepolisian.
“Jika ada orangtua yang berniat laporkan ke polisi, silahkan kasusnya berlanjut ke ranah hukum. Kami tak akan menghalang-halangi,” tuturnya.
Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Bandung Barat, Dian Dermawan berharap, orang tua berani melaporkan kasus ini kepada pihak berwajib. “Pelaku wajib dilaporkan, walaupun baru tindakan ajakan atau coba-coba,” jelasnya.
Berdasarkan laporan yang diterima KPAI, lanjut Dian, ada empat anak yang diajak pelaku untuk melakukan perbuatan tak senonoh itu. Namun dia menduga, jumlahnya mungkin bisa lebih banyak.
“Yang jelas kami mengecam keras adanya kejadian tersebut, apalagi dilakukan oleh oknum pegawai sekolah yang harusnya mengajarkan hal yang baik kepada siswa,” lanjutnya.