CIMAHI – Sekitar 56 ribu pelajar dari tingkat Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) bakal dilibatkan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cimahi untuk mengurangi tumpukan sampah di Kota Cimahi.
Kepala DLH Kota Cimahi Mochammad Ronny menilai, salah satu cara untuk pengurangan sampah melalui para pelajar adalah dengan penggunaan tempat makan dan tempat minum sendiri. Pola itu merupakan rangkaian dari program zero waste yang sudah digagas sejak beberapa tahun lalu.
”Targetnya semua sekolah bisa tersasar tahun ini. Kita kumpulkan kepala sekolah dan kerjasama dengan Dinas Pendidikan agar bisa diintensifkan,” jelasnya saat ditemui di Pemkot Cimahi, Jalan Rd. Hardjakusumah, Senin (20/1)
Saat ini, tercatat ada 102 SDN, 13 SMPN dan 6 SMAN yang akan disasar DLH Kota Cimahi. Namun, kata Ronny, baru ada sejumlah sekolah yang konsisten menerapkan program penggunaan tempat makan dan minum (tumbler) tersebut.
”Kita akan terus roadshow ke sekolah-sekolah untuk menerapkan program itu,” ucapnya.
Ronny mengatakan, penggunaan tempat makan dan minum tidak sekali pakai itu mampu mengurangi produksi sampah di lingkungan sekolah dari 38 kilogram menjadi hanya lima kilogram. Seperti yang sudah dihasilkan di SDN Cimahi Mandiri 1.
”Sebelumnya mereka menghasilkan sampah 38 kilogram, tapi setelah siswanya membawa misting dan tumbler, itu hanya jadi lima kilogram sehari,” terang dia.
Ronny mengungkapkan, jika dalam kapasitas normal dari sekitar 56 ribu pelajar di Kota Cimahi itu bisa memproduksi sampah hingga 10 ton setiap harinya. Namun jika semua sekolah dan pelajar bisa menerapkan penggunaan tempat makan dan minum, minimal bakal ada pengurangan produksi sampah hingga 2,6 ton.
”Hitungan Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk sekolah itu 0,2 kg sampah per orang dikalikan 56 ribu siswa. 10 ton normalnya per hari. Kalau membawa tempat makan dan minum sendiri, bisa ditekan sampai tujuh ton produksi sehari,” bebernya.
Berdasarkan data DLH Kota Cimahi, timbulan sampah yang dihasilkan setiap harinya mencapai 268,703 ton. Sampah yang sudah terkelola sebanyak 255 ton atau 95 persen, sedangkan yang tidak terkelola hanya 13,432 ton lima persen.