BANDUNG– RW 08 Kelurahan Rancabolang menjadi salah satu daerah percontohan gerakan Kurangi Pisahkan Manfaatkan (Kang Pisman) cukup komplit. Selain masif, warga juga berhasil merakit sendiri alat pengolahan sampah plastik dengan metode pirolisis.
Kampanye Kang Pisman di wilayah ini tidak hanya di area tertentu saja, namun di seluruh wilayah RW 8. Ibu-ibu anggota Dasawisma ataupun kader PKK dan masyarakat lainnya bergabung untuk memberikan edukasi kepada warga lain perihal gerakan Kang Pisman.
“Kampanye Kang Pisman tadi kita keliling sambil beberesih. Tadi sosilisasi informasi dan fungsi Kang Pisman. RW 8 ini jadi pilot project Kang Pisman. Kita itu pengadaan tong sampah di depan setiap rumah dan semua biaya operasional Kang Pisman ini swadaya masyarkat,” kata Oping Arifin, Ketua RW 8 saat ditemui di Balai RW 08 Kelurahan Rancabolang, Kecamatan Gedebage, Sabtu (4/1).
Sejak Sabtu (4/1/2020) pagi warga bersama camat, lurah dan aparatur kewilayahan setempat sudah mulai bergerak membersihkan sekitar daerahnya sekaligus memberikan edukasi Kang Pisman. Sampah yang telah dipilah lalu dipisahkan untuk memberikan edukasi penggunaan alat pengolahan sampah dengan metode pirolisis hasil ciptaan salah seorang warga RW 8.
Adalah seorang Kustiawan, sosok pembuat alat pengolahan sampah yang dia labeli merek bernama Converstick. Warga RT 3 RW 8 ini sudah mulai mengembangkan Converstick ini sejak 2013 lalu.
“Sekarang ini ada Kang Pisman jadi sangat cocok sekali. Alat ini untuk mengolah sampah plastik. Sampah dipakai sih ini lebih ke sampah bekas kresek atau kemasan mie. Jadi nanti setelah dipilah sampahnya dari rumah bisa diolah pakai ini,” ucap Kustiawan.
Converstick buatan Kustiawan ini terdiri dari dua buah tabung yang masing-masing berfungsi untuk pembakaran sampah plastik dan tabung lainnya sebagai tempat pemrosesan uap hasil pembakaran.
“Sampah plastik dipanaskan jadi cair terus jadi uap. Kemudin uap didinginkan dan keluar lagi jadi cair. Keluarnya itu nanti jadi solar, minyak tanah dan bensin hampir setara denga premium,” ulasnya.
Sejak memutuskan untuk pensiun dini sebagai karyawan PT. KAI pada 2013 silam, Kustiawan fokus mengembangkan alat pengolahan sampah plastik ini. Kini, alatnya sudah semakin sempurna sehingga Converstick ini dilirik oleh pelbagai daerah di Indonesia.