“Kedua, Pak Menteri mengajak guru untuk membuat situasi belajar itu menjadi menyenangkan. Tidak hanya urusan menghafal, tapi juga bakti sosial, berpetualang mengasah keterampilan, dan murid disuruh berani menyampaikan gagasan,” terang Emil.
Emil mengatakan, pesan utama dari Mendikbud adalah meminta guru di Indonesia untuk berimprovisasi guna mencari metode pembelajaran yang beragam.
“Jadi perubahan-perubahan itu yang disampaikan dalam pidato Menteri. Dan saya kira nanti akan kita terjemahkan yang dimaksud, supaya intinya tidak hanya monoton dengan kurikulum yang mungkin mayoritas kebanyakan menghafal dan guru-gurunya terbebani masalah administratif dan akhirnya waktu untuk berkreativitas menjadi berurang,” tutup Emil.
Sementara, Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI), Unifah Rosyidi mengatakan, masalah kesejahteraan guru honore menjadi tanggung jawab bersama baik Kementerian dan lembaga (K/L). Namun, pemerintah daerah (pemda) memiliki porsi besar untuk berkomitmen memberi upah guru honore sesuai dengan standar upah minimum regional (UMR).
“Kita tidak hanya mendesak pemerintah pusat, tapi juga harus ada komitmen dari pemda. Karena guru adalah kewenangan daerah,” ujar Unifah di Jakarta.
Dia menyebutkan perjuangan PB PGRI tidak sia-sia. Misalkan nasib guru honorer mulai mendapatkan kesejahteraan, yakni pemerintah telah membuka ruag bagi guru honore untuk mendapatkan kesejahteraan yang layak melalui tiga skema. Pertama, formasi calon pegawai negeri sipil (CPNS), kedua, pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (P3K) jalur umum.
“Terakhir, P3K jalur khusus untuk para tenaga honorer yang diperkuat melalui Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 2 Tahun 2019. Ini merupakan bagian perjuangan PGRI Pust dan daerah demi kesejahteraan guru honorer,” kata Unifah.
Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Guru Indonesia (IGI), Muhammad Ramli Rahim mengatakan, setiap tahun jumlah guru honorer terus bertambah untuk mengisi kekosongan kelas. Sebab setiap tahun sekitar 40 ribu guru pensiun. Sangat disesalkan, keberadaan guru honorer sampai saat ini belum diimbangi dengan kesejahteraan.
Catatan IGI, jumlah total guru honorer saat ini mencapai 776.825 orang. Perinciannya, pada akhir 2017, total guru honorer ada 735.825 orang dan pada Desember 2018 mengalami kenaikan jumlah sebanyak 41 ribu orang. Sementara total jumlah guru secara keseluruhan adalah 3.010.545 orang.